Antarkan Bantuan, Ketua Dema UIN Meninggal Dunia

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Wahyuzia Ulhaq meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas tunggal di Aceh
Wahyuzia Ulhaq (Foto: Tagar/Dok Instagram @wahyuziaulhaq)

Subulussalam - Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Wahyuzia Ulhaq dikabarkan meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas tunggal di jalan lintas nasional Subulussalam-Tapaktuan, Selasa, 25 Februari 2020, siang sekitar pukul 12.30 WIB.

Wahyuzia meninggal dalam usia 22 tahun setelah mobil Avanza yang ia kemudikan sendiri terperosok ke dalam sebuah jurang di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh saat membawa rombongan mahasiswa-mahasiswi UIN Ar-Raniry dalam rangka mengantarkan logistik bantuan kepada korban kebakaran di Aceh Singkil yang terjadi pada beberapa hari yang lalu.

Rombongan mahasiswa-mahasiswi tersebut berangkat dari Banda Aceh untuk menyalurkan secara langsung sejumlah bantuan dari hasil penggalangan yang mereka lakukan di Banda Aceh.

Wahyuzia memboyong sembilan orang rekan-rekannya dengan mengendarai dua unit mobil. Wahyuzia mengemudikan mobil Avanza berwarna hitam dengan nomor polisi BL 1847 JL, dan satunya lagi mobil Inova berwarna putih dengan nomor polisi BL 295 AB.

Menurut saksi mata, Farah Munadia, 19 tahun, mahasiswi jurusan ilmu Alquran dan Tafsir UIN Ar-Raniry yang menjadi penumpang di dalam mobil yang dikemudikan Wahyuzia kepada Tagar menceritakan pengalaman mereka sepanjang di perjalanan.

Saya takut karena mobil rusak. Saya sempat nangis, tapi Bang Zia terus memotivasi saya, jangan takut mati dek jangan takut mati, kalaupun kita mati kita itu mati syahid sebab tujuan kita ini adalah mulia untuk membantu orang.

Kata Farah mobil yang mereka tumpangi itu awalnya sewaktu berangkat dalam kondisi baik. Namun, di saat perjalanan tepatnya di daerah Calang, Kabupaten Aceh Jaya mobil itu mengalami gangguan pada bagian mesin, sehingga beberapa kali mereka terpaksa menepi untuk mengecek kerusakan pada mobil.

Mulanya, Wahyuzia belum mengemudi. Ia hanya sebagai penumpang di mobil Inova. Sewaktu memasuki wilayah Kota Subulussalam, tepatnya di gapura perbatasan daerah antara Kota Subulussalam dengan Kabupaten Selatan yang berada di persimpangan perkebunan kelapa sawit PT ASDAL, Desa Lae Langge, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Wahyuzia menawarkan diri untuk bergantian mengemudikan mobil.

"Bang Zia (Wahyuzia) pun pindah mobil dari inova ke mobil avanza yang kami tumpangi, sekaligus Bang Zia yang nyetir," ujar Fahra.

Fahra yang duduk tepat di belakang posisi Wahyuzia (supir) mengaku merasa cemas dengan kondisi mobil yang tidak stabil dan berkali-kali mengingatkan Wahyuzia untuk lebih hati-hati mengemudikan mobil yang tengah rusak itu.

Baca juga: Mobil Rombongan Mahasiswa Kecelakaan di Subulussalam

"Saya takut karena mobil rusak. Saya sempat nangis, tapi Bang Zia terus memotivasi saya, jangan takut mati dek jangan takut mati, kalaupun kita mati kita itu mati syahid sebab tujuan kita ini adalah mulia untuk membantu orang," ucap Fahra menirukan perkataan Wahyuzia kepada dirinya.

Kecelakaan SubulussalamMobil crane sedang mengevakuasi mobil yang ditumpangi rombongan mahasiswa yang terjun ke jurang tepatnya berada di jalan lintas nasional, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, Selasa, 25 Februari 2020 (Foto: Tagar/Dok. Polantas Subulussalam)

Singkatnya, naas insiden maut itu pun terjadi. Tepat di sebuah jalanan menurun dengan kecepatan sedang, Wahyuzia tak sadar kalau di depan adalah sebuah tikungan, seketika Wahyuzia hilang kendali dan spontan membanting stir ke arah kiri dan akhirnya mobil terjungkal ke arah kanan dan langsung terperosok ke jurang di bagian sisi kanan jalan.

"Pas mau belok, kan dikiranya jalannya lurus jadi abang Zia salah ambil jalan, dan langsung banting setir ke kiri. Akhirnya kami pun jatuh ke jurang dan terpental ke posisi ke depan," ungkap Fahra, warga Beurawe, Banda Aceh itu ketika wawancarai di RSUD Kota Subulussalam.

Fahra mengatakan, beruntung kalau mobil naas yang mereka tumpangi itu tidak terperosok ke dasar jurang, sebab terhalang oleh sebuah batang pohon yang melintang tepat di sisi jurang.

"Batang kayu bekas tumbangan itu mengganjal mobil kami, makanya ngak terjun ke dasar jurang. Kaca mobil bagian depan pecah karena terbentur oleh kayu. Saya lihat posisi Bang Zia dalam kondisi terjepit dan terluka di bagian kepala. Saat itu saya tidak tau Bang Zia masih hidup atau sudah tak ada sebab kami semuanya sudah panik," katanya disertai isak tangis.

Sementara, amatan Tagar, jenazah Wahyuzia telah diberangkatkan menuju kampung halamannya di Kota Langsa, Aceh, sekitar pukul 16.00 WIB dan rombongan mahasiswa-mahasiswi lainnya turut menyusul mobil ambulance yang mengangkut jenazah Wahyuzia.[]

Berita terkait
Gara-gara Sampah, Pondok Suluk Terbakar di Aceh
Pondok tempat persulukan Raudhatul Salihin yang berada di Desa Lae Langge, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, ludes terbakar.
Misteri Anggota TNI Hilang di Sungai Aceh Singkil
Hingga kini anggota TNI Prada FR yang hilang di alur Sungai Kecamatan Singkil, Aceh Singkil, Aceh belum ditemukan.
Tes CPNS Kemenag Aceh Dipisah Laki dan Perempuan
Tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kemenag Aceh diwacanakan laki-laki dan perempuan dipisah.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.