NU dan IKAT Abdya Aceh Serukan Boikot Produk Prancis

Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengajak masyarakat untuk memboikot produk dari Prancis.
Massa yang mengatasnamakan Aliansi Ormas Islam Aceh menggelar aksi di depan Masjid Raya Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh, Selasa, 3 November 2020. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Aceh Barat Daya - Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Tgk Junaidi dan Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Ustaz Aufa Safrijal mengajak masyarakat untuk memboikot produk asal negara Prancis sebagai bentuk perlawanan.

Ajakan boikot sebagai bentuk perlawanan ini disuarakan atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap telah menghina Nabi Muhammad SAW dan tidak ada tawar-menawar, selaku umat Islam tentu pernyataan itu sangat menyayat hati umat Islam seluruh dunia.

"Sebagai bentuk perlawanan mari kita boikot produk Prancis, sebagai umat Islam tentu itu adalah penghinaan," kata ketua IKAT Abdya Ustad Aufa Safrijal didampingi Ketua PC NU Abdya Junaidi, Selasa, 3 November 2020 di Aceh Barat Daya.

Aufa mengatakan ajakan untuk memboikot produk Prancis sudah disuarakan oleh IKAT saat mengisi tausiah-tausiah dalam kegiatan-kegiatan keagamaan, begitu juga dengan NU, apalagi pemerintah setempat juga sudah menyuarakan hal yang sama jauh-jauh hari sebagai bentuk perlawanan.

"Produk-produk lain selain asal Prancis juga berkualitas, jadi tidak ada masalah dengan boikot ini," sebutnya.

Aufa menambahkan, setiap manusia sudah diatur rezekinya dan dengan memboikot produk dari Prancis tidak akan mengganggu rezeki setiap manusia, begitu juga dengan asupan nutrisi dan vitamin bagi tubuh, sebab banyak produk lain yang juga memiliki nutrisi dan vitamin yang sama baiknya.

Sebagai bentuk perlawanan mari kita boikot produk Prancis, sebagai umat islam tentu itu adalah penghinaan.

"Jadi banyak produk-produk lain yang juga bernilai gizi tinggi, jadi jelas tidak ada efek bagi pangan masyarakat," katanya.

Terpisah, Muhammad Askal, salah satu pedagang di Pasar Blangpidie Aceh Barat Daya sepakat menyetop penjualan produk-produk asal Negara Prancis. Hal ini dilakukan juga sebagai bentuk protes terhadap statemen Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.

"Tidak ada tawar menawar, saya siap tidak menjual lagi produk asal Prancis," kata Muhammad Askal, salah satu pedagang di Pasar Blangpidie Aceh Barat Daya, Selasa, 3 November 2020.

Baca juga:

Askal sangat yakin dengan tidak menjual produk asal Prancis usahanya tidak akan bangkrut dan jikapun bangkrut itu adalah cobaan bukan karena tidak menjual produk asal Prancis. Apalagi, pasca penghinaan itu utarakan oleh Presiden Prancis pemilik toko-toko kecil yang mengambil barang padanya mulai jarang membeli produk asal negara itu.

"Contohnya minuman yakult, susu SGM, Aqua dan beberapa jenis produk lain mulai jarang laku saat ini, bisa saja karena faktor penghinaan itu," sebutnya. []

Berita terkait
Kecam Presiden Prancis, Ormas Islam di Aceh Turun ke Jalan
Massa di Aceh mengutuk keras Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap telah menghina agama Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Kapolda Sebut Bos Sabu di Aceh Seperti Film Robin Hood
Bandar narkoba sering kali hadir di tengah masyarakat sebagai Robin Hood yang membagi-bagikan uang.
Penampakan 8 Bandar Sabu yang Selundup 101 Kg Sabu di Aceh
Polisi Aceh mengungkap penyelundupan 101 kilogram narkotika jenis sabu dan ekstasi dari Malaysia dan menangkap 8 bandar sabu.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.