Semarang - Muncul persoalan di proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2020/2021 jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri di Kota Semarang. Orang tua (ortu) siswa keberatan ketika mengetahui nilai akhir peringkat (NAP) anaknya bertambah sendiri.
Supono, ortu murid asal Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, kaget ketika mengetahui NAP anaknya bertambah tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Penambahan itu terjadi lantaran anaknya dianggap mempunyai prestasi kejuaraan tingkat nasional.
Tidak masalah, kalau nilai itu dihapus, sehingga peringkat anak saya turun.
Dikonfirmasi Tagar, Supono menuturkan ia baru mengetahui anaknya punya nilai tambahan dari juara satu lomba drumben tingkat nasional setelah melakukan pendaftaran secara online pada Minggu, 21 Juni 2020. Supono mendaftarkan anaknya di salah satu SMP negeri di kawasan timur Semarang.
"Betul Mas, saya kaget melihat data anak saya. Ada data yang tidak sesuai, khususnya pada prestasi siswa. Di situ tercantum anak saya memiliki piagam penghargaan lomba marching band tingkat nasional," katanya saat dihubungi Rabu, 24 Juni 2020.
Menurut Supono, anaknya memang pernah mengikuti kegiatan ekstrakulikuler saat duduk di bangku sekolah dasar (SD). Namun diakui, kalau anaknya sebatas hanya ikut kegiatan sekolah saja. Tidak tidak pernah mengikuti lomba drumben, apalagi sampai juara nasional kejuaran tersebut.
"Rencananya besok, mau mengurus ke sekolah. Menanyakan kesalahan data siswa itu, sehingga tidak timbul masalah saat pengumuman PPDB," tuturnya.
Atas penambahan nilai prestasi (NP) itu Supono mengaku khawatir jika nanti dianggap tidak jujur oleh panitia PPDB sekolah. Sebab pihak sekolah pasti akan meminta bukti piagam penghargaan yang tertera di data pendaftaran.
"Iya, nilai prestasi menjadi beban kami sebagai orang tua. Yang kami takutkan saat masuk nanti, sekolah meminta piagam yang asli dalam kejuaran tersebut. Kalau tidak bisa menunjukan piagam itu, pasti akan bermasalah di kemudian hari," tutur dia.
Sementara dengan adanya prestasi tersebut, anak Supono memperoleh poin tambahan NP sebesar 4,5. Sehingga NAP anaknya menjadi 79,20 untuk pilihan sekolah 1 dan 2. Dan 64,71 untuk sekolah pilihan 3 dan 4.
Supono menyatakan tidak masalah jika akhirnya dilakukan pembetulan atas NAP anaknya. "Tidak masalah, kalau nilai itu dihapus, sehingga peringkat anak saya turun. Saat ini, saya cek, anak saya masih di peringkat 13, dari total siswa yang mendaftar di sekolah itu, sekitar 300 siswa," ucap dia.
Malah, kata Supono, ia sudah konfirmasi ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang atas kekeliruan prestasi tersebut. Pihak Disdik memintanya untuk memperbarui data siswa ke sekolah yang didaftar.
"Saya dapat pengarahan dari Disdik, diarahkan untuk mengurus ke sekolah yang dituju. Biar diselesaikan di sekolah langsung," katanya. []
Baca juga:
- Ganjar Ancam Seret Pembuat SKD Palsu ke Ranah Hukum
- PPDB SMA SMK di Jateng, Satu RW Langsung Diterima
- Di Kudus, Data Kependudukan Beda dengan Data PPDB