Jakarta - Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mukhamad Misbakhun meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekan biaya utang. Sebab, menurutnya saat ini pemerintah sedang butuh banyak uang untuk menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Jadi, kata dia untuk meringkankan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar defisitnya tak, Sri Mulyani harus berhemat.
“Defisit ini kalau kemudian makin melebar, biaya APBN kita makin besar,” kata Misbakhun, Kamis, 3 September 2020.
Selain menghemat utang, komponen lain yang dapat menambal defisit APBN menurut dia adalah pajak. Namun, poltikus Partai Golkar itu sebenarnya pesimistis dengan kemampuan pemerintah untuk mencapai target penerimaan dari perpajakan.
"Secara histori kita ini kan sepuluh tahun terakhir tidak pernah mempunyai reputasi untuk mencapai [target pajak]. Apalagi dalam situasi seperti ini, pasti tidak tercapai lagi,” ucap Misbakhun.
Eks pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan ini juga meminta Sri Mulyani mengehmat komponen biaya penerbitan surat utang, untuk menghemat utang.
“Mau tidak mau kita harus mengurangi komponen biaya penerbitan surat utang pemerintah,” ujarnya. []