Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi 5,5% dalam APBN 2021

Pemerintah optimistis kegiatan ekonomi pada sepanjang 2021 akan mendapat momentum pemulihan meski dalam ruang yang terbatas
Menteri Keuangan Sri Mulyani berbagi kenangan masa kecil saat tinggal di Kota Semarang. Kenangan itu dibagikan saat mengumumkan hibah aset tanah dan pembangunan taman Signature Park di Kota Semarang. (Foto: Instagram/@smindrawati)

Jakarta – Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menyentuh level 4,5 persen hingga 5,5 persen pada sepanjang 2021. Keterangan tersebut disampaikan Menkeu melalui Asumsi APBN 2021 kepada Komisi XI DPR-RI hari ini.

“Semua prediksi ini sangat tergantung pada keberhasilan penanganan covid, dukungan ekspansi fiskal tahun depan yang masih akan cukup bisa suportif, dan adanya reform yang bisa mengembalikan confidence maupun meningkatkan produktivitas dan iklim investasi. Dan tentu prasyarat lainnya adalah global economic recovery juga akan tetap terjaga tahun depan," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 2 September 2020.

Menurut Menkeu, proyeksi pemerintah ini tidak berbeda jauh dengan rilis beberapa lembaga keuangan global yang memperkirakan RI akan bisa melaju hingga lebih dari 5 persen.

“IMF memprediksikan Indonesia di 6,1 persen. World Bank di 4,8 persen dan IDB di 5,3 persen. Saya tahu bahwa ini semuanya tergantung dari skenario mengenai pemulihan dari dampak Covid," tambahnya.

Lebih lanjut, mantan bos IMF itu menilai laju laju inflasi 2021 sangat erat berkaitan dengan tahun ini karena lebih dipengaruhi oleh permintaan masyarakat yang rendah dan pada komponen volatile food serta administered price.

“Untuk tahun depan kita masih pada kisaran 3 persen dan ini tentu kami akan jaga bersama dengan Bank," ungkap Sri Mulyani.

Sementara untuk pertumbuhan hingga akhir 2020, pemerintah merevisi menjadi minus 1,1 persen sampai dengan 0,2 persen.

“Inilah yang menjadi baseline kita untuk membuat proyeksi tahun 2021 karena bahkan sekarang sudah masuk kuartal ketiga semua proyeksi masih subject to covid sehingga inilah yang menyebabkan kita sangat sulit untuk membuat suatu baseline yang firm," katanya.

Kemudian, nilai tukar Rupiah hingga Agustus 2020 cenderung bergerak stabil dan pada 2021 diperkirakan berada pada kisaran Rp 14.600 perdolar AS. Namun demikian, Menkeu mengatakan bahwa volatilitas di sektor keuangan global masih tetap perlu diwaspadai.

“Ini tentu sangat tergantung dari pemulihan domestik kita yang bisa meningkatkan modal masuk ke dalam negeri, juga peluang pemulihan ekonomi di negara maju. Namun, down side risk-nya adalah kalau sampai terjadi pemulihan berarti kebijakan moneter di Amerika Serikat akan kembali kepada path normalnya," tutup Sri Mulyani.

Berita terkait
RAPBN 2021, Jokowi Transfer ke Daerah Rp 796,3 Triliun
Presiden Jokowi mengalokasikan anggaran Transfer ke Daerah atau TKDD sebesar Rp 796,3 triliun dengan tujuh arah kebijakan.
Jokowi Perkuat Infrastruktur Digital dari RAPBN 2021
Jokowi menilai situasi pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa ketersediaan dan berfungsinya infrastruktur digital menjadi sangat penting dan strategis.
APBN Jebol, Filipina Lirik Opsi Sebar Surat Utang
Guna menambal devisit anggaran, Filipina disebut akan segera merilis surat utang terbaru dengan denominasi dua mata uang asing
0
Anak Idap Lumpuh Otak, Sang Ibu Perjuangkan Ganja Medis Legal di CFD
Seorang Ibu Viral setelah melakukan aksinya dalam berjuang melegalkan Ganja Medis di Indonesia demi anaknya yang mengidap lumpuh otak.