Nasib Guru Honorer Cirebon Setelah 75 Tahun Merdeka

Sebagai guru honorer setelah 75 tahun merdeka nasib bagi Ikhrom karena hanya mendapatkan bayaran sebesar Rp 600 ribu setiap bulan
Ikhrom Maulana, guru honorer yang saat ini mengajar di SMP Islam Ataqwiyah yang berada di Desa Megu Cilik, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Foto: Tagar/Charles).

Cirebon – Tanggal 17 Agustus 2020 bangsa kita akan memasuki usia yang ke 75 tahun. Namun, meski sudah 75 tahun kita merdeka nasib guru honorer masih banyak belum berubah terutam kesejahteraan mereka sebagai pengabdi bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Seperti yang dirasakan oleh Ikhrom Maulana, 26 tahun. Sebagai salah satu guru honorer yang saat ini mengajar di SMP Islam Ataqwiyah yang berada di Desa Megu Cilik, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. "Saya menyadari betul sejak awal saya kuliah kalau guru itu sebuah cita-cita yang memang sejak kecil saya inginkan," kata Ikhrom, 15 Agustus 2020.

Meskipun menjadi guru sudah menjadi cita-cita yang Ikhrom inginkan, namun hal itu tidak diimbangi dengan kesejahteraan yang selama ini selalu menghantui bagi guru honorer. Terlebih ditengah kebutuhan hidup yang semakin hari semakin tinggi dan itu dinilainya tidak seimbang dengan pendapatan guru honorer yang selama ini dia dapatkan. "Sampai sekarang belum ada perubahan soal kesejahteraan buat guru honorer," ujar Ikhrom.

Menurut Ikhrom, dalam sebulan diya hanya mendapatkan bayaran jadi guru honorer sebesar Rp 600 ribu. Dengan jumlah pendapatan seperti itu, membuat dia harus memutar otak untuk bisa mencukupi hidupnya selama satu bulan. "Satu jamnya saya hanya mendapatkan Rp 20 ribu, dalam seminggu saya dapet mengajar sebanyak 30 jam. Tapi dalam sebulan itu, jam mengajar saya cuma dihitung seminggu aja dan hampir rata-rata nasib guru honorer seperti itu," tutur Ikhrom.

Terlebih dimasa pandemi seperti saat ini, sambung Ikhrom, membuat metode pembelajaran berubah menjadi daring sehingga hal itu akan menambah beban biaya tambahan sehingga dirinya harus pintar-pintar mengelola keuangan dari hasil pendapatannya selama satu bulan. "Sekarang ini kan daring belajarnya, otomatis dari kuota aja udah keliatan, pengeluaran saya juga akan lebih banyak lagi dan nhgak ada subsidi kuota untuk metode belajar daring ini," kata Ikhrom.

Dalam proses pembelajaran daring itu juga, Ikhrom mengatakan, masih banyak siswa yang menganggap acuh sehingga proses pembelajaran pun tidak efektif. Oleh karena itu dirinya berharap pandemi ini segera berakhir agar siswa bisa kembali belajar secara tatap muka seperti biasanya.

"Kalo proses belajar daring seperti ini sangat berat sekali buat siswa, selain harus pake kuota internet, belajar juga gak efektif. Jadi saya harap pandemi ini bisa cepat berakhir dan bisa belajar tatap muka seperti biasa supaya metode pembelajaran yang diberikan bisa efektif," tutur Ikhrom. []

Berita terkait
Ribuan Guru DTA di Cirebon Terima Dana Insentif
Baznas Kabupaten Cirebon, Jabar, berikan bantuan dana insentif kepada 1.000 guru DTA, juga bantuan untuk rumah tidak layak huni (Rutilahu)
Rombongan MTs 2 Cirebon Kecelakaan, Guru Meninggal
Rombongan pelajar MTs 2 Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kecelakaan di jalan tol Nganjuk, Jawa Timur. Seorang gurn tewas dan dua pelajar luka.
2.138 Guru SD di Kabupaten Cirebon Akan Tes Swab
Sebelum program imunisasi bagi murid SD kelas 1 dan 2 di Kabupaten Cirebon dijalankan, maka guru-gurunya harus jalani tes swab Covid-19 dulu
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan