Semarang - Pandemi membuat seluruh kegiatan wisata di Jawa Tengah mengalami penyesuaian. Salah satunya di gelaran Dieng Culture Festival 2020, festival budaya yang menampilkan tradisi potong rambut anak-anak dataran tinggi Dieng sebagai sajian utama.
Ketua Panitia Dieng Culture Festival, Alif Fauzi mengatakan konsep tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena ada pendemi maka menyesuaikan standar operasional prosedur penanganan Covid-19.
Festival akan digelar secara virtual pada Rabu, 16 September hingga 17 September 2020. Tradisi yang telah memasuki tahun ke-11 itu juga akan meniadakan sejumlah agenda wisata, seperti kirab budaya, penerbangan lampion, kongko budaya dan kegiatan yang menimbulkan kerumunan massa.
"Tentu digelar sesuai dengan standar operasional prosedur. Kalau tahun sebelumnya memang punya target pengunjung tapi kalau tahun ini tidak harus datang. Cukup dari rumah saja," ujarnya, Senin, 15 September 2020, saat bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang.
Kalau saat ini targetnya adalah viewer di media sosial yang menayangkan secara virtual.
Alif menyatakan selama ini Dieng Culture Festival mampu menghadirkan ratusan ribu wisatawan. Khusus tahun ini targetnya adalah viewer di akun media sosial yang menayangkan kegiatan itu secara virtual.
"Kalau saat ini targetnya adalah viewer di media sosial yang menayangkan secara virtual. Meski virtual, ini sebagai langkah pelestarian budaya," ujar dia.
Dieng Culture Festival dibuka mulai pagi menyuguhkan seminar webinar, penampilan kesenian tradisi. Dilanjut malam dengan pertunjukan musik jazz di atas awan. Dan puncaknya, pada Kamis, 16 September 2020, tradisi potong rambut gimbal anak-anak Dieng.
"Semua acara tentu sesuai protokol kesehatan, dan disaksikan di melalui media sosial seperti YouTube, Facebook dan Instagram. Untuk potong rambut gimbal kami siapkan undangan 50 VIP," ucap dia.
Baca juga:
- Asyik, Ganjar Siap Bikin Balap Lari Atlet Jalanan
- Di Kudus, Rp 2 Ribu Bisa Wisata dan WiFi Sepuasnya
- Desa Gulurejo Potensi Wisata Batik di Kulon Progo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung kegiatan tersebut dilaksanakan secara virtual. Meski demikian ia berharap penyelenggara tetap mengonsep kegiatan secara menarik sehingga bisa mengundang ketertarikan netizen menyaksikan lewat media sosial.
"Itu bagus dilaksanakan secara virtual. Tidak harus datang untuk menyaksikannya," ujarnya.
Ia mencontohkan gelaran Panggung Kahanan yang pernah dilakukan secara rutin di Komplek Rumah Dinasnya, beberapa bulan lalu. "Seperti Panggung Kahanan itu, disaksikan lewat media sosial," imbuh guberrnur milenial khas rambut putih ini. []