Nasib 100 Buruh Migran Banyuwangi Usai Dipulangkan

DPC SBMI Banyuwangi mencatat ada seratusan TKI saat ini kesusahan usai kembali ke kampung halaman akibat kontrak kerja diputus dampak Covid-19.
TKI asal Banyuwangi yang dipulangkan usai diputus kontrak dampak pandemi Covid-19. (Foto: Istimewa/Tagar)

Banyuwangi - Dewan Pimpinan Cabang Serikat Buruh Migran Indonesia (DPC SBMI) Banyuwangi, Jawa Timur, mendata ada sekitar 100-an, pekerja migran Indonesia atau TKI, asal daerahnya menjadi pengangguran.

Ketua DPC SBMI Banyuwangi Agung Sebastian mengatakan ratusan orang tersebut merupakan buruh migran yang pulang lebih awal ke Banyuwangi dari negara penempatannya karena diputus kontrak akibat pandemi Covid-19.

Banyak dari mereka sudah tidak bekerja karena mereka di rumahkan rata-rata menunggu kepastian kapan bisa berangkat lagi.

"Sebagian besar buruh migran yang menganggur ini sempat bekerja di sektor pariwisata di beberapa negara. Seperti Malaysia, Maladewa dan Hongkong, sekarang mereka menganggur," ujar Agung, Selasa, 7 Juli 2020

Agung mengatakan para buruh migran terdampak pemutusan kontrak tersebut, saat ini juga mulai mengalami kesulitan ekonomi. Pasalnya, hasil bekerja mereka sebagai buruh migran sudah habis untuk biaya hidup setelah mereka diputus kontrak. 

Saat ini mereka hanya bisa menunggu penempatan kembali ke negara bisa mereka tempati.

“Banyak dari mereka sudah tidak bekerja karena mereka di rumahkan rata-rata menunggu kepastian kapan bisa berangkat lagi. Kapan bisa bekerja lagi ditempat yang awalnya mereka bekerja dan banyak diantara mereka kesulitan ekonomi juga,” tutur Agung.

Selain persoalan pemutusan kontrak kerja lebih awal akibat pandemi Covid-19, persoalan dokumen resmi penempatan buruh migran juga menjadi penyebab dideportasi atau dipulangkan ke Banyuwangi. Mereka dideportasi karena dianggap ilegal.

"Selain itu persoalan lain buruh migran yaitu masalah dokumen. Banyak juga buruh migran asal Banyuwangi ini tidak memiliki dokumen resmi. Sehingga mereka gampang sekali di deportasi dan kehilangan pekerjaannya," kata Agung

Agung memperkirakan, pemulangan buruh migran ke Banyuwangi masih akan terus terjadi hingga beberapa bulan ke depan. Buruh migran paling banyak akan dipulangkan berasal dari negara Malaysia.

"Paling banyak buruh migran yang dipulangkan itu dari Malaysia. Terus nomor dua dari Maladewa dan ada beberapa juga dari sejumlah negara, seperti Hongkong, Taiwan dan sejumlah negara di Timur Tengah," ucap Agung. []

Berita terkait
Pasien Sembuh Covid-19 di Banyuwangi Bertambah Lima
Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi menyebut angka Recovery Rate atau tingkat kesembuhan pasien lebih tinggi jika dibandingkan skala Provinsi.
Banyuwangi Sediakan Rapid Test Gratis Peserta UTBK
Pemkab Banyuwangi memfasilitasi siswa yang akan mengikuti UTBK SBMPTN dengan memberikan rapid test gratis di 45 puskesmas.
Rp 3,9 M untuk Nakes Covid Banyuwangi Cair Juli Ini
Kabar gembira untuk tenaga kesehatan (nakes) Covid-19 di Banyuwangi. Insentif Rp 3,9 miliar segera cair di bulan Juli ini.