Mamuju - Organisasi Kepemudaan (OKP) Cipayung plus Sulawesi Barat (Sulbar) pertanyakan Musyawarah Daerah (Musda) yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulbar.
"Kami menilai ada kejanggalan dalam Musda KNPI Sulbar kali ini,"kata Ketua DPD GMNI Sulbar, Baharuddin Bayu, Selasa 20 Oktober 2020.
Baharuddin Bayu mengungkapkan, Musda KNPI Sulbar tersebut seolah-olah tertutup bagi OKP Cipayung Sulbar yang tidak lain adalah rahim dari KNPI itu sendiri.
"Harusnya kami di konfirmasi jauh sebelum Musda ini digelar, namun kenyataannya tidak,"katanya.
Musda KNPI Sulbar ini dipaksakan, sehingga semangat KNPI hilang.
Dia menganggap, Musda KNPI Sulbar tersebut cacat prosedural. Dimana, kata Dia, sebagaimana aturan organisasi seharusnya dilaksanakan Rapim sebelum Musda.
"Rasanya, Musda KNPI Sulbar ini dipaksakan, sehingga semangat KNPI hilang,"kata Baharuddin Bayu.
Senada dengan itu, Ketua PW KAMMI Sulbar, Ilhamudin menganggap, Musda KNPI Sulbar tidak terkonsolidasi dengan baik sehingga tidak akan maksimal.
"Sampai saat ini, roh dari proses pergantian kepemimpinan KNPI Sulbar tidak terasa,"kata Ilhamudin.
Ilhamudin mengungkapkan, Musda kali ini terkesan di paksakan tanpa persiapan yang matang dengan melibatkan seluruh Ketua OKP Cipayung Sulbar.
"Padahal KNPI lahir atas kesepakatan Cipayung dimasa lampau,"katanya.
Begitu juga dengan pernyataan PKC PMII Sulbar, Joko. Dia mengungkapkan bahwa pertanyaan OKP Cipayung plus sangat mendasar.
"Harusnya, OKP Cipayung plus senantiasa diletakkan pada posisinya sebagai pemilik KNPI,"kata Joko.
Pengurus Pusat GMKI Korwil Sulselbar, Pasa Maraya mengungkapkan bahwa OKP Cipayung adalah pembesar dan pengawal KNPI.
"Tanpa melibatkan OKP Cipayung plus, rasanya KNPI bagaikan rumah kosong yang tidak berpenghuni,"kata Pasa. []