Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan bahwa penunjukan Indonesia sebagai pemegang keketuaan G20 merupakan merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan negara-negara besar di dunia terhadap Indonesia.
Menurut Moeldoko, narasi atas informasi itu masih belum banyak tersampaikan kepada publik. Oleh karena itu, menurutnya publik harus tahu soal hal etrsebut.
“Substansi ini harus mulai dimunculkan sekarang, supaya publik tahu arti penting Indonesia ditunjuk sebagai ketua G20,” kata Moeldoko, dalam siaran pers Selasa, 16 November 2021.
Yang diperlukan adalah mekanisme kerja dengan tim substansi alur ini yang menghubungkan KSP dan tim komunikasi dengan apa yang diibicarakan di forum.
Ia juga mengatakan KSP akan mendorong pengelolaan komunikasi dan isu-isu yang muncul terkait pelaksanaan G20, di Bali 30-31 Oktober 2022.
"Yang diperlukan adalah mekanisme kerja dengan tim substansi. Alur ini yang menghubungkan KSP dan tim komunikasi dengan apa yang diibicarakan di forum,” ujar Moeldoko.
- Baca Juga: KTT G20, Jokowi: Pencapaian Sektor Hutan dan Lahan di Indonesia
- Baca Juga: KTT G20, Menlu Retno: Indonesia Berperan Strategis
Indonesia meneruskan estafet keketuaan G20 dari Italia, dan untuk pertama kalinya akan memegang keketuaan G20 pada 2022, sedangkan KTT G20 akan digelar di Bali 30-31 Oktober.
Pada 2023 mendatang, Indonesia akan menjadi ketua ASEAN, yang rotasi kepemimpinannya terjadi berdasarkan urutan alfabet nama negara-negara anggotanya. Dikarenakan anggotanya cuma 10 negara maka rotasi keketuaan ASEAN bisa terjadi lebih cepat.
- Baca Juga: Indonesia Presidensi G20 2022, Menkeu: PDB Potensi Naik
- Baca Juga: Presiden Emmanuel Macron Sebut KTT G20 Sukses
Presiden Joko Widodo optimistis keketuaan G20 Indonesia akan mendorong upaya bersama untuk pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar "Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat" (Recover Together, Recover Stronger), pertumbuhan yang inklusif, berpusat pada rakyat, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan. []