Misteri Rumah Kolonial di Kaki Gunung Arjuno

Terdapat sebuah bangunan kuno bergaya kolonial Belanda di kaki Gunung Arjono Jawa Timur yang dinamakan Penginapan Kaliandra Sejati.
Penginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada 2 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno).

Surabaya - Siapa sangka di kaki Gunung Arjuno dan Gunung Ringgit Jawa Timur terdapat rumah megah bak istana. Para pencinta alam sendiri belum tentu semuanya tahu keberadaan rumah kuno berkonsep era kolonial zaman Belanda yang dinamakan Penginapan Kaliandra Sejati.

Rumah megah itu di bawah naungan Yayasan Kaliandra, sebuah yayasan yang juga bergerak di bidang usaha perkebunan. Para vegetarian, biasanya menemukan sayuran berlabel Kalindra.

Lokasi rumah kuno yang berada di Dusun Gamoh Dayurejo, Prigen, Pasuruan hanya membutuhkan waktu dua jam bila ditempuh dari Surabaya atau Malang. Tentu perjalanan dapat dipangkas memanfaatkan keberadaan jalan Tol Surabaya-Pandaan. 

Penginapan Kaliandra Sejati di Jawa TimurPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno).

Jika hendak ke Kaliandra, masyarakat dapat masuk melalui Gerbang Taman Safari atau melalui Taman Dayu. Dari sana sudah tidak jauh untuk menuju gerbang Kaliandra.

Rasa penasaran untuk segera masuk ke gerbang Kaliandra akan menggebu-gebu ketika sudah masuk ke Taman Dayu, karena pengunjung juga dapat melihat pemandangan alam menakjubkan ditambah dengan keberadaan wahana keluarga dan ragam kuliner enak sepanjang perjalanan.

Berdiri di atas lahan seluas 40 hektare, rumah berkonsep kolonial berwarna putih ini terlihat megah menjulang dan dihiasi lansekap alam berupa Gunung Arjuno dan Gunung Ringgit berdiri tegap di belakang rumah kuno itu.

Kalau dipikir tidak masuk akal. Kan tidak ada angin masuk karena tertutup semua. Tapi pintu kamar mandi jedar....jedor.... sendiri.

"Total luas dengan taman dan area lain ada 40 hektare. Sementara bangunan hanya berdiri di atas lahan setengah hektar," kata Gues Relation Officer Kaliandra, Robi ketika ditemui Tagar pada Rabu, 2 Oktober 2019.

Rumah kuno ini bukan asli peninggalan kolonial Belanda, melainkan hanya replika yang dibangun oleh Atmadja Tjiptobiantoro yang baru beroperasi tahun 2017 lalu. 

Rumah ini diresmikan sekitar 12 bulan lalu oleh Dewi Soekarno, istri keenam Presiden pertama RI Soekarno yang tinggal di Jepang.

Penginapan Kaliandra Sejati di Gunung ArjunoPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada Rabu, 2 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno).

Atmadja yang merupakan pengusaha korek api merk jatmiko itu membangun penginapan Kaliandra persis dengan tempat tinggalnya yang berada di Jalan Sangar, Pasuruan. Bangunan ini memiliki nilai historis.

"Punya rumah Pak Atmadja dilahirkan di Pasuruan. Masa itu masa Hindia Belanda. Waktu itu rumah aslinya tahun 1880. Bertahun-tahun karena berpindah-pindah hidupnya karena bisnis orang tuanya. Akhirnya dibangun rumah di sini (Kaliandra). Dibangun pada 2017," ujar Robi.

Pembangunannya tidak melibatkan arsitek, digarap sendiri oleh Atmadja. Pria berusia 74 tahun itu dikenal juga sebagai seorang drafter. Konsep dan sisi ruangan persis dengan rumah aslinya yang berdiri di Jalan Sangar.

Tak hanya sisi bangunan saja, pernak-perniknya juga sama seperti di rumah aslinya. Hanya saja, pernak-pernik dibuat di Kaliandra. Seperti halnya keramik, sengaja dipakai agar terlihat kuno seperti rumah aslinya. 

Atmadja memesan khusus berbahan dari teraso di perusahaan keramik di Jakarta. Termasuk model atapnya, dengan menghadirkan seniman asli Pasuruan.

Penginapan Kaliandra Sejati di Kaki Gunung ArjunoPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada 2 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno).

Dari sekian sisi ruangan dan bangunan, terdapat ruang pertemuan yang unik dan menarik perhatian. Ruang ini terletak di paling belakang. Ruang tersebut dapat mendengung, meskipun tidak memakai mikrofon.

Jika ada suara, secara otomatis akan mendengung secara alami. Hal tersebut karena faktor desain bangunannya. Bentuk atap sengaja dibuat berbentuk cekung layaknya kubah. Di tengah-tengah sengaja diberi kotak kecil untuk membuat suara mendengung.

"Dulu katanya, di era Kolonial Belanda, fungsinya seperti sound system. Kalau ada tamu masuk, ketika tuan rumah memberi sambutan berarti suara dari ruang tengah itu. Biar suaranya menggema. Biar yang punya rumah juga kelihatan gagah karena suaranya menggelegar," tutur Robi.

Penginapan Kaliandra Sejati di Jawa TimurPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada 2 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno).

Jika pengunjung punya hajatan besar, seni suara gamelan akan mengalun mendayu. Gamelan-gamelan ini merupakan kualitas terbaik di Kaliandra, yang merupakan pemberian dari Pakubuwono X.

Penginapan Kaliandra Sejati di Jawa Timur IPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada 2 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Adi Suprayitno).

Kaliandra tidak hanya menyuguhkan rumah kolonial saja, tetapi juga menampilkan tempat penginapan berkonsep kampung Jawa. Kampung-kampung ini berdiri dengan jarak 300 meter dari rumah kuno.

Bagi pengunjung yang memiliki rasa takut bakal menganggap perkampungan tersebut angker dalam pandangan pertama, karena rumahnya berbentuk Joglo yang dikelilingi pohon beringin besar. 

Belum lagi soal penerangannya, karena tiap sudut sengaja tidak dipasang lampu berwarna putih, malah menyala lampu kuno warna kuning, sehingga terlihat redup.

"Biar tampak natural. Kalau orang yang memiliki rasa takut sedikit, malah nanti dianggap lebih angker lagi," kata dia.

Apabila ada anggapan Kaliandra angker, pengelola memastikan semua itu hanya sebuah persepsi. Namun Robi tidak memungkiri, tidak sedikit orang menyebut bangunan ini angker hanya karena banyak pohon besar yang menimbulkan kesan menyeramkan.

"Meskipun tempat biasa tidak berkonsep kuno atau kurang penerangannya, kalau ada persepsi, tetap dibilang angker," ujarnya.

Pengunjung dan pengelola, menurut dia, sejauh ini tidak pernah menemukan hal yang terbilang ganjil. Rumah ini memang tampak kuno karena konsepnya memang seperti rumah kolonial. Maka orang yang biasa tinggal di tempat modern, ketika coba menyambangi rumah kuno ini bisa langsung memandang tempat ini angker.

Penginapan Kaliandra di Jawa TimurPenginapan Kaliandra Sejati di kaki Gunung Arjuno Jawa Timur pada 2 Oktober 2019. (foto: Tagar/Adi Suprayitno).

Salah satu pengunjung, Indra mengaku pernah mendengar suara yang aneh saat dia begadang malam hari di dalam kamar. Dia datang dari Surabaya bersama puluhan rekannya untuk menghadiri rapat kerja.

Malam itu saat dia sedang menghitung uang pesangon kelompok kerjanya, terdengar suara ganjil dari luar jendela kamar. Dia beranggapan itu adalah suara makhluk halus penunggu bangunan ini.

"Suara itu seperti ada orang di luar jendela, tapi saat tak (saya) lihat tidak ada orang sama sekali di luar," tuturnya terheran-heran.

Pengalaman mistis juga dirasakan pengunjung dari Surabaya, Gegeh. Kala itu dia melihat ada hal yang aneh saat malam hari di kamarnya.

Gegeh melihat pintu kamar mandi menutup sendiri. Padahal, pintu dan jendela kamar sudah dipastikan tertutup rapat. Sehingga, tidak ada angin masuk dari luar masuk ke ruangan. Dalam kesendiriannya dia tak terpikir untuk lari terbirit-birit keluar kamar mencari teman tidur.

"Kalau dipikir ya tidak masuk akal. Kan tidak ada angin masuk karena tertutup semua. Tapi pintu kamar mandi jedar....jedor....sendiri," kata dia.

Gegeh tak mempermasalahkan adanya kejadian ganjil itu. Semua ia anggap hanyalah perasaannya semata. Rasa takutnya mampu diobati dengan pesona keindahan alam ketika pagi hari. 

Panorama menakjubkan dan segarnya embun pagi membuat dia ingin kembali berlibur ke Kaliandra Resort di kaki Gunung Arjuno, Jawa Timur. []


Berita terkait
Pengalaman Mistis di Alas Lali Jiwo Gunung Arjuno
Kisah horor pendakian Gunung Arjuno di Jawa Timur yang berbeda dengan pengalaman mistik mahasiswa KKN di Desa Penari yang diduga dari Banyuwangi.
Versi Lain Lokasi KKN Desa Penari di Banyuwangi
Sejumlah warganet menduga, cerita horor KKN di Desa Penari terjadi di sebuah lokasi di Banyuwangi,
Kuntilanak Penculik dari Bantaeng Sulawesi Bernama Anja
Menjadi cerita turun-temurun Anja sosok kuntilanak menakutkan di Banteang, Sulawesi Selatan, karena kerap menculik anak kecil selepas magrib.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.