Banyuwangi - Cerita KKN Desa Penari benar-benar membuat banyak orang penasaran, lantaran hingga saat ini lokasi yang menjadi tempat mistis itu terjadi masih terus diperdebatkan. Beberapa orang menduga, cerita berlatar belakang desa di Banyuwangi.
Lantaran itu, ada warganet yang kemudian ikut beraksi menjadi detektif dadakan untuk turut menelusuri di mana sebenarnya lokasi KKN penuh drama itu berada.
Melalui banyak pencarian dan investigasi, satu persatu desa di Banyuwangi yang disebut sebagai lokasi kisah mistis tersebut ditelusuri. Namun dugaan itu kemudian justru terbantahkan.
Mulai dari masyarakat hingga perangkat desa setempat banyak yang menolak jika kawasan pemukimannya dikaitkan dengan cerita horor KKN Desa Penari.
Selain Dusun Wonorejo, Desa Bayu dan Desa Olehsari yang dikaitkan dengan lokasi KKN Desa Penari, terdapat satu desa lagi di Banyuwangi yang juga disebut-sebut sebagai lokasi kisah mistis yang tengah viral itu, namanya Desa Kemiren.
Desa Kemiren merupakan tempat tinggal seorang maestro penari Gandrung legendaris bernama Temu Misti.
Desa Kemiren berada di Kecamatan Glagah, satu wilayah dengan Desa Olehsari, yang diduga sebagai tempat KKN Desa Penari. Lokasinya berada di lereng Gunung Ijen. Dari pusat kota, kawasan ini hanya berjarak sekitar 10 kilometer.
Baca juga: Horor KKN Desa Penari, Ini Cerita Utuhnya
Diketahui, desa Kemiren merupakan tempat tinggal seorang maestro penari Gandrung legendaris bernama Temu Misti. Tidak mengherankan jika sejumlah sanggar tari juga mudah ditemukan di perkampungan ini.
Besar dugaan, dihubung-hubungkannya kawasan ini sebagai latar belakang cerita horor berujung tragis KKN Desa Penari, lantaran keadaan di desa ini yang marak dengan sanggar tari.
Apa lagi di Banyuwangi, kawasan ini dikenal sebagai desa adat. Jadi, bukan rahasia umum lagi jika budaya serta tradisi lokal masih tetap lestari di tempat ini hingga kini.
Mengutip Wikipedia, Tari Gandrung pada awalnya dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat usai panen. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali.
Tari Gandrung biasanya dipentaskan dengan melibatkan seorang penari profesional wanita, yang menari bersama beberapa orang tamu (terutama pria) dengan iringan musik gamelan.
Jalan masuk kawasan Desa Kemiren, salah satu lokasi yang disebut-sebut sebagai latar cerita KKN di Desa Penari. (Foto: Tagar/Rizki Restiawan)
Bentuk kesenian dengan didominasi tarian dan orkestrasi khas ini, terbilang populer di kawasan Banyuwangi dan sekitarnya. Bahkan telah menjadi ciri khas daerah yang terletak di ujung timur Pulau Jawa tersebut.
Baca juga: Horor KKN Desa Penari, Hubungan Seks Bawa Petaka
Banyuwangi memang sering dijuluki sebagai Kota Gandrung. Patung gambaran seorang penari Gandrung juga dapat dijumpai dengan mudah di berbagai sudut wilayah tersebut.
Kendati begitu, perihal dugaan Desa Kemiren menjadi lokasi latar pada cerita mistis KKN Desa Penari masih belum dibenarkan ataupun terbantahkan.
Meski diakui, desa ini merupakan lokasi favorit bagi para mahasiswa dari luar kota untuk melaksanakan KKN atau penelitian, khususnya mengenai budaya dan kearifan lokal masyarakat Suku Using.
Baca juga: Sosok Ricky Mahasiswa UGM yang Meninggal Saat KKN
Selain di kawasan Banyuwangi, banyak pula desa di wilayah lain yang menjadi obyek tebak-tebakan oleh warganet, termasuk Bojonegoro dan Bondowoso. Meskipun, lebih banyak banyak orang percaya jika lokasi KKN Desa Penari memang berada di Banyuwangi.
Penulis cerita di media sosial Twitter, yakni akun @SimpleM81378523, hanya memberikan sedikit informasi yang mungkin bisa digunakan oleh warganet untuk memecahkan misteri tentang di mana lokasi latar kisah KKN di Desa Penari berada.
Dalam satu cuitannya, akun anonim itu memberi beberapa petunjuk, yakni, pada akhir tahun 2009, ada enam mahasiswa dari perguruan tinggi di Kota S yang melakukan KKN di Kota B di Jawa Timur.
Dua diantara mereka meninggal dunia usai KKN digelar di Desa Penari. []
