Miris, Kakek di Makassar Cabuli Cucunya di Gudang

Seorang kakek di kota Makassar berinisial K, tega mencabuli cucunya sendiri yang baru kelas dua SD.
Ketua tim reaksi cepat P2TP2A Kota Makassar, Makmur Payabo saat ditemui di Jalan Anggrek Raya, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulsel, Kamis 31 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Entah apa dalam pikiran kakek cabul berinisial K, 56 tahun, tega menodai kesucian cucu perempuannya yang baru duduk di bangku kelas dua SD, sebut saja Bunga di tempatnya bekerja, di gudang rongsokan, yang berada Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulsel.

Kasus memilukan ini terbongkar setelah orang tua Bunga melaporkan kejadian yang menimpa anaknya itu ke kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar.

Orang tua Bunga ini mengaku jika anaknya dicabuli oleh kakeknya sendiri hingga berulang kali di gudang tempat ia bekerja di wilayah Kelurahan Kaluku Bodoa.

Tetapi si kakek memanfaatkan anak itu, ketika waktu kosong atau luang, dia memanggil ini anak lalu dicabuli.

"Kemarin 30 Oktober 2019 ada orang tua melapor anak perempuannya diduga dicabuli kakeknya. Dan diduga itu sudah berulang kali, karena sang sudah tidak bisa menghitung banyaknya perlakuan cabul itu," kata Ketua tim reaksi cepat P2TP2A Kota Makassar, Makmur Payabo saat ditemui di Jalan Anggrek Raya, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulsel, Kamis 31 Oktober 2019.

Makmur membeberkan, aksi cabul kakek ini dilancarkan ketika Bunga pulang sekolah. Karena setiap Bunga ini pulang sekolah, ia tidak langsung pulang kerumahnya, melainkan dia pergi ke gudang itu. Sementara itu, kakek cabul yang juga bekerja sebagai penjaga di gudang rongsokan itu memanfaatkan situasi tersebut untuk mencabuli Bunga.

Ibu Bunga juga kesehariannya bekerja sebagai pengepul dalam gudang tersebut. Sehingga, ia meminta anaknya itu, jika pulang dari sekolah tidak langsung pulang kerumah melainkan ke gudang. Hal itu karena rumahnya lagi kosong, apalagi suaminya juga setiap hari keluar karena bekerja sebagai sopir angkutan umum.

"Ibu Bunga meminta anaknya itu main di luar bersama kakeknya yang posisinya sebagai penjaga gudang. Tetapi si kakek memanfaatkan anak itu, ketika waktu kosong atau luang, dia memanggil ini anak lalu dicabuli. Bahkan kakek ini mengancam mau lomboki (Cabein) mulutnya, ketika berbicara apa yang dialaminya, makanya takut, pasrah begitu,"paparnya.

Apa yang dialami bocah malang ini terbongkar setelah sang ibu curiga dengan gerak-gerik buah hatinya itu. Anak itu kerap meringis atau mengeluh kesakitan di bagian kemaluannya, terlebih cara jalannya sudah berbeda. Sehingga ibu Bunga penasaran, dan langsung mencoba mencari tahu hal itu dengan mengintrogasi putri sulungnya itu. Bunga pun menceritakan apa yang terjadi pada dirinya.

"Muncul kecurigaan mamanya, pas anak ini mengeluh sakit dan mamanya lihat kayaknya ada yang ganjal pada anak ini, dia tanya baik-baik kenapa bisa seperti ini dan siapa yang ajari, ternyata kakeknya. anak itu tidak bisa hitung sudah berapa kali, yang jelas setiap digagahi sama kakeknya pasti berdarah. Sudah divisum juga kemarin," terangnya.

Menurut Makmur, kasus ini sendiri masih didalami pihaknya. Ibunya juga sudah melaporkan peristiwa keji ini ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Makassar.

"Saat ini anak itu belum bisa terlalu banyak bicara, ia masih harus didampingi oleh psikolog, baru bisa ditanya-tanya lagi. Kita belum bisa memastikan, sudah dilaporkan orang tuanya ke Polrestabes, nah dari Polrestabes baru orang tuanya ke sini (P2TP2A)," tuturnya.

Sementara itu Kanit PPA Polrestabes Makassar Iptu Ismail yang dikonfirmasi mengaku baru akan mengecek laporan korban. Dia menyebut pihaknya tengah menangani banyak laporan serupa, sehingga harus mengecek ulang.

"Coba tanya P2TP2A siapa yang tangani pelaporannya, karna kasus begitu kan tidak mutlak masuk di PPA, siapa tau unit lain, cek dulu siapa penyidiknya lah, kita belum bisa jawab kalau detailnya siapa yang tangani karena banyak laporan masuk," terangnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Polisi Bongkar Makam Ayah yang Dibunuh Anaknya di Tegal
Pembongkaran makam dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Tengah, Kamis 31 Oktober 2019.
Buronan Kasus Pembunuhan di Makassar Ditembak Polisi
Akbar alias Abba, 21 tahun, Buronan kasus penganiayaan dan pembunuhan di kota Makassar akhirnya terhenti. Ini kronologi kasusnya
Riani, Anak Buruh Sawit Makassar Lulus dengan IPK 3,99
Riani, mahasiswi yang berhasil lulus kuliah menggapai predikat cum laude dengan IPK 3,99. Putri buruh sawit di Makassar ini akan kuliah di Jepang.