Meski Covid-19 Niat Perusahaan IPO Tinggi, Kok Bisa?

Pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian nasional begeitu dalam, tak menyurutkan keinginan perusahaan untuk melantai di pasar modal.
Pengunjung beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, 4 Februari 2020. (Foto: Antara/Reno Esnir/hp)

Jakarta - Pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian nasional begeitu dalam, tak menyurutkan keinginan perusahaan untuk melantai di pasar modal. Buktinya, dalam catatan Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 40 perusahaan melakukan initial public offering (IPO) atau skema penawaran umum saham perdana hingga September 2020.

Menurut Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich hal tersebut karena pasar modal merupakan salah satu pilihan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan.

"Pasar modal tetap menjadi pilihan pendanaan jangka panjang yang baik untuk emiten, baik melalui IPO saham maupun penawaran obligasi atau sukuk," kata Farash Farich saat dihubungi Tagar, Selasa, 8 September 2020.

Apalagi, IPO menurut dia membuka peluang perusahaan agar memiliki kinerja baik lagi ke depannya. "IPO saham atau penawaran umum oleh suatu emiten juga akan diperhatikan oleh lainnya, misal bank sebagai indikasi profil perusahaan yang mengarah menjadi lebih baik lagi," ucapnya.

Sebelum memutuskan IPO, menurut dia setiap perusahaan pasti sudah mengatur rencananya dengan matang, apakah IPO dilakukan sebelum pandemi Covid-19, saat pandemi Covid-19 atau setelah pandemi Covid-19 usai.

Mereka, menurutnya akan hitung ulang apakah rencana tersebut bila tetap dijalankan, masih akan memenuhi objektif awal atau tidak, seperti target dana yang dihasilkan.

"Kalau mereka sudah mendapatkan strategic investor atau standby buyer tentunya lebih confident untuk tetap IPO," tuturnya.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengutarakan ada sekitar 21 perusahaan yang masuk dalam antrean (pipeline) penawaran saham perdana atau IPO.

"Dalam pipeline itu masih ada sekitar 21 calon emiten. Sebanyak 11 perusahaan beraset besar, 8 perusahaan medium dan sisanya 2 perusahaan masuk kategori small," kata Nyoman, Jumat, 26 Juni 2020.

Bahkan, sejak Januari-Juni sudah ada 28 perusahaan yang resmi melantai di Bursa atau listing. Menurut dia hal tersebut menandakan ada atau tidaknya pandemi Covid-19, niat perusahaan untuk IPO masih tergolong tinggi. []

Berita terkait
Alasan Perusahaan Tetap Tawarkan IPO Saat Pandemi
Kondisi ekonomi yang melemah akibat Covid-19 tidak mempengaruhi perusahaan untuk mencatatkan shaam di Bursa Efek Indonesia (BEI).
IHSG Terkoreksi Tipis, Tiga Saham Ini Dilego Asing
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan Senin, 7 September 2020 terkoreksi tipis 0,18% atau 9,83 di posisi 5.230,20 poin.
Sukses, Perusahaan Tercatat di BEI Capai 700 Emiten
Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat perusahaan untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).