Alasan Perusahaan Tetap Tawarkan IPO Saat Pandemi

Kondisi ekonomi yang melemah akibat Covid-19 tidak mempengaruhi perusahaan untuk mencatatkan shaam di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat pembukaan perdagangan saham tahun 2020 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 2 Januari 2020. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A)

Jakarta - Kondisi ekonomi yang melemah akibat pandemi Covid-19 nyatanya tidak mempengaruhi perusahaan untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek mencatat setidaknya ada 40 perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) atau skema penawaran umum saham perdana sampai September 2020.

Terkait hal tersebut, Head of Investment Avrist Asset Management, Farash Farich mengatakan motif utama perusahaan untuk mencatatkan saham adalah kebutuhan pendanaan. "Disamping motif lain, untuk memperluas basis investor, meningkatkan good corporate governance (GCG) melalui transparansi dan lain-lain," katanya saat dihubungi Tagar, Selasa, 8 September 2020.

Baca Juga: BEI: 21 Perusahaan Antre IPO, Sebagian Beraset Jumbo 

Mengenai perusahaan yang menawarkan saham perdana atau IPO di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, kata Farash, rencana ini biasanya sudah menjadi bagian rencana strategik perusahaan yang disiapkan cukup lama. "Kalau diputuskan IPO tentunya emiten juga sudah memperhitungkan apakah tujuan di atas dapat tercapai, bisa juga dibantu adanya strategic investor atau standby buyer," ucapnya.

Terlepas dari adanya pandemi Covid-19 atau tidak, kata Farash, rencana perusahaan tersebut mungkin sudah ada dari jauh-jauh hari. "Setelah ada pandemi pasti mereka hitung ulang apakah rencana tersebut bila tetap dijalankan, masih akan memenuhi obyektif awal atau tidak seperti target dana yang dihasilkan. Kalau mereka sudah mendapatkan strategic investor atau standby buyer tentunya lebih confident untuk tetap IPO," tutur Farash.

Sebelumnya Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia, I. Gede Nyoman Yetna menyebutkan, ada sekitar 21 perusahaan yang masuk dalam antrean (pipeline) penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO).

Dari 21 calon emiten tersebut, mayoritas perusahaan tergolong beraset besar. “Dalam pipeline itu masih ada sekitar 21 calon emiten. Sebanyak 11 perusahaan beraset besar, 8 perusahaan medium dan sisanya 2 perusahaan masuk kategori small,” ucap Nyoman dalam acara Bincang Virtual Direksi BEI dengan Wartawan Pasar Modal, Jumat 26 Juni 202.

Simak Pula: Ada Corona, BEI Optimistis Pasar Modal Tetap Tumbuh

Nyoman menambahkan, sejak Januari-Juni 2020, sudah ada 28 perusahaan yang resmi melantai di Bursa atau listing. Hal ini menunjukkan bahwa minat perusahaan untuk IPO masih cukup tinggi meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19. []

Berita terkait
BEI: 21 Perusahaan Antre IPO, Sebagian Beraset Jumbo
Ada sekitar 21 perusahaan yang masuk dalam antrean (pipeline) penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesi.
BEI Usulkan Utang OJK Rp 1 Triliun Didorong IPO
BEI mengusulkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar perusahaan dengan utang perbankan di atas Rp 1 triliun didorong untuk melakukan penawaran IPO.
Sukses, Perusahaan Tercatat di BEI Capai 700 Emiten
Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat perusahaan untuk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.