Menyiasati Geliat Seni Budaya Magelang di Tengah Pandemi

Pemkab Magelang punya cara tersendiri menyiasati keberlangsungan seni budaya di tengah badai pandemi Covid-19.
Festival Supermoon Tahun 2020 menjadi salah satu strategi Pemkab Magelang menyiasati agar aktivitas seni budaya tetap bisa menggeliat di tengah pandemi. (Foto: Tagar/Istimewa)

Magelang - Semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, geliat seni budaya Tanah Air seperti mati suri. Imbasnya banyak aktivitas para seniman menjadi terhenti. Tak terkecuali di Kabupaten Magelang, Jawa tengah. 

Banyak seniman, khususnya seni pertunjukan yang kemudian kehilangan job. Menyiasati hal itu, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang berupaya agar pelaku seni budaya tetap kreatif dan berkreasi.  

"Sejak adanya pandemi Covid-19, teman-teman seniman hampir tidak pernah ada job dan pentas. Namun demikian, mereka dituntut untuk tetap berkreasi dan berinovasi, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat," ujar Kepala Bidang Promosi dan Kelembagaan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang, Andi Gunawan P, Selasa, 24 November 2020.

Festival ini digelar secara virtual dan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

Dia menyebutkan, seiring diberlakukannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), sejumlah seniman kemudian difasilitasi dengan ragam bentuk kegiatan. Mereka kembali bisa menjalani aktivitas seni dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Misalnya dalam bentuk pentas tari secara virtual.

"Seperti yang sudah terlaksana pada 20-21 November 2020 kemarin, ada Festival Supermoon Tahun 2020. Festival ini digelar secara virtual dan tetap mengedepankan protokol kesehatan serta CHSE (Clean, Health, Safety dan Environment) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan," beber Andi.

Festival yang berlangsung di Kampung Semar Brongsongan Wringin Putih Borobudur itu merupakan perayaan kekayaan tradisi Indonesia dengan menampilkan sejumlah kesenian tradisi yang hidup di tengah masyarakat. Tujuannya untuk merawat kekayaan tradisi, sekaligus mengaktualisasinya dalam perubahan masyarakat terkini.

"Kegiatan tersebut seolah menjadi obat pelipur lara bagi para seniman dan tetap bisa produktif. Serta nantinya menjadi penunjang pariwisata bila dijadikan kalender event," imbuh Andi.

Sementara itu, salah satu penyelenggara Festival Supermoon, Eko Sunyoto mengatakan, festival tahun ini mengutamakan pertunjukan tari dan mengambil tema Ruwat Bumi. Sebuah semangat manusia menghadapi perubahan iklim dan perubahan kesehatan dunia.

"Kegiatan diisi beberapa jenis kesenian yang berasal dari berbagai penjuru Kabupaten Magelang. Di antaranya Absara Kinnara, Tari Gedruk, Tari Topeng Ireng, Tari Soreng, Tari Kubro Siswo dan Midnite," kata Eko yang juga pimpinan Sanggar Kinnara Kinnari.

Baca juga: 

Dia menambahkan, Festival Supermoon diselenggarakan oleh Sanggar Kinnara Kinnari bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, serta Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah.

"Melalui festival ini, semoga dapat memotivasi para penari dan pengembang kebudayaan di Kabupaten Magelang. Terutama dalam mengembangkan kebudayaan tradisi di wilayah ini," pungkas Eko. []

Berita terkait
Filosofi Tanaman Bonsai dan Edukasi dari Seniman Pembuatnya
Bonsai bukan sekadar tanaman yang dikerdilkan. Ada filosofi yang terkandung dalam setiap tanaman mini ini, yang perlu diedukasikan pada pehobi.
Industri Seni Dihantam Pandemi, Happy Salma Bikin Teater Virtual
Produser teater dan aktris Happy Salma bikin teater virtual melawan keadaan saat pandemi yang menghantam industri seni.
Pandemi Tak Halangi Kulon Progo Lestarikan Seni Tradisional
Gelar Potensi Kantong Budaya, cara Pemkab Kulon Progo Lestarikan budaya dan seni tradisional masyarakatnya.
0
Fitur Message Reaction WhatsApp, Kini Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
Ya, di dalam fitur WhatsApp Reaction ini ada 6 emoji yang bisa Anda manfaatkan untuk memberikan tanggapan pada sebuah obrolan.