Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga galakkan kesetaraan manfaat pembangunan bagi anak dan perempuan. Menurutnya masih banyak perempuan dan anak belum mendapatkan manfaat pembangunan yang setara, dan masih mengalami kekerasan.
Hal tersebut juga dilontarkan pada orasi ilmiah Wisuda Pascasarjana XI dan Sarjana XXXVIII Universitas Ngurah Rai Tahun 2020 yang dilakukan secara virtual, Sabtu, 3 Oktober 2020.
Perjuangan kita bersama, demi mewujudkan kesetaraan gender dan pembangunan nasional yang berpihak kepada perempuan dan anak
Ia mengajak peran serta wisudawan aktif dalam pembangunan nasional. Terutama dalam mewujudkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak.
"Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan nasional mencakup semua dimensi dan aspek sosial kehidupan dimulai dari institusi sosial terkecil, yakni keluarga, sampai ke lembaga masyarakat, dunia usaha, media, dan pemerintah, demi mewujudkan masyarakat adil dan makmur tanpa terkecuali," katanya.
"Dukungan saudara sekalian merupakan kekuatan bagi kita semua, di bidang pekerjaan apapun nantinya,” sambungnya.
Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2016 menunjukkan bahwa 1 dari 3 perempuan pernah mengalami kekerasan selama hidupnya, dan 1 dari 10 perempuan mengalami kekerasan dalam 12 bulan terakhir. Sementara itu, Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2018 (SNPHAR) menunjukkan bahwa 2 dari 3 anak usia 13-17 tahun pernah mengalami kekerasan.
"Berbagai prioritas tersebut merupakan cross cutting issues yang dari tahap pencegahan sampai penanganannya membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu, perlu adanya kesadaran dan keterlibatan semua pihak dalam menyuarakan dan mengedukasi seluruh lapisan masyarakat, baik terkait program-program PPPA, serta pentingnya hak-hak perempuan dan anak yang perlu ditanamkan dalam persepsi masyarakat," jelasnya.
Dalam orasi tersebut, Menteri PPPA mengajak para wisudawan untuk memunculkan kesadaran, upaya, partisipasi dan keterlibatan aktif dalam mendukung kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak.
"Saya mengajak para wisudawan untuk menjadi bagian dalam perjuangan kita bersama, demi mewujudkan kesetaraan gender dan pembangunan nasional yang berpihak kepada perempuan dan anak, serta menghasilkan hasil karya yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa. Perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju," kata Bintang.
Rektor Universitas Ngurah Rai, Ni Putu Tirka Widanti mengatakan wisuda merupakan rangkaian akhir dari keseluruhan proses pendidikan, sekaligus momentum strategis dalam rangka pertanggungjawaban ilmiah bagi perguruan tinggi kepada masyarakat. Wisuda juga merupakan refleksi pada pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tahun ini Universitas Ngurah Rai melepas 656 wisudawan, baik yang meraih gelar sarjana maupun magister.
"Wisuda bukan merupakan akhir perjuangan, namun merupakan awal tantangan yang lebih berat. Ijazah dan gelar kesarjanaan bukanlah segalanya. Ijazah tidak berarti apa-apa bila tidak diikuti tindakan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat. Jadilah sarjana yang mencintai kejujuran, pembela kebenaran dan keadilan, serta melayani kepentingan masyarakat," kata Ni Putu Tirka Widanti.
Baca juga:
- Menteri PPPA Kukuhkan Pemimpin dan Agen Perubahan
- Menteri PPPA Ikuti Pertemuan APEC di Malaysia
- Menteri PPPA Sebut Ibu Manajer Keluarga di Tengah Pandemi