Kanselir Jerman, Jalan Panjang untuk Hak-Hak Perempuan

Kanselir Jerman, Angela Merkel, sebut pemenuhan hak-hak perempuan belum akan tercapai dalam waktu dekat
Kanselir Jerman Angela Merkel berpidato dalam pertemuan virtual Majelis Umum PBB (Foto: dw.com/id).

New York - Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengakui pemenuhan hak-hak perempuan belum akan tercapai dalam waktu dekat. Merkel mengatakan, kesetaraan hak akan tercapai apabila masyarakat dan pemerintah bergerak ke arah yang sama.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan masih ada "jalan panjang" yang harus dilalui untuk pemenuhan hak-hak perempuan.

Pernyataan tersebut diucapkannya dalam pertemuan virtual Majelis Umum PBB yang digelar minggu ini dalam rangka memperingati 25 tahun konferensi perempuan pada 1995 di Beijing, Cina.

25 tahun lalu, 189 negara sepakat untuk memprioritaskan "partisipasi penuh dan kesetaraan hak perempuan dalam kehidupan politik, sipil, ekonomi, sosial dan budaya di tingkat nasional, regional dan internasional, dan pemberantasan segala bentuk diskriminasi atas dasar gender."

"Dua puluh lima tahun setelah Deklarasi Beijing, kesetaraan harus dicapai. Tapi jalan kita masih panjang," kata Merkel. "Ayo bergabung. Mari bekerja sama untuk benar-benar mencapai tujuan Deklarasi Beijing. Semakin cepat semakin baik."

Merkel juga berbicara tentang keterwakilan wanita yang berhasil menjadi pemimpin dunia saat ini. Ia mengenang perdana menteri wanita pertama Inggris, Margaret Thatcher.

Melihat kembali konferensi Beijing, Merkel mengatakan platform dan deklarasinya tetap menjadi "landasan penting untuk implementasi hak-hak perempuan di seluruh dunia."

Kesetaraan adalah pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh perempuan bersama laki-laki, dan hanya “jika masyarakat, bisnis, dan pemerintah bergerak ke arah yang sama.”

Pandemi perburuk pemenuhan hak perempuan. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan tentang penolakan terhadap kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, yang telah diperburuk oleh pandemi virus corona.

"Covid-19 telah menekan dan mengeksploitasi pengingkaran berkelanjutan terhadap hak-hak perempuan. Perempuan dan anak perempuan menanggung beban dampak sosial dan ekonomi besar-besaran dari pandemi," kata Guterres.

"Sekarang adalah waktunya untuk melawan penolakan ... Hak asasi dan kebebasan penuh perempuan adalah fundamental bagi perdamaian dan kemakmuran di planet yang sehat." (dw.com/id/ha/hp). []

Berita terkait
Jerman Cabut Travel Warning Menyeluruh untuk Seluruh Dunia
Setelah enam bulan memberlakukan travel warning seluruh dunia, mulai 1 Oktober 2020 Jerman akan mengevalusi per negara
Koleksi Artefak Indonesia di Museum Köln, Jerman
Museum Rautenstrauch-Joest, Koln, Jerman, merupakan salah satu museum antropologi terlengkap di Jerman di antaranya koleksi artefak Indonesia
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.