Menkeu AS Janet Yellen Desak China Dukung Institusi yang Perangi Perubahan Iklim

Menkeu Yellen mengatakan kerja sama antar kedua negara sebelumnya tentang perubahan iklim antara telah memungkinkan tercapainya terobosan global
Dubes AS untuk China, Nicholas Burns (kedua dari kiri), dan Menkeu AS Janet Yellen (kedua dari kanan), hadiri diskusi tentang iklim di Kedutaan Besar AS di Beijing, China, 8 Juli 2023. (Foto: voaindonesia.com/Pedro Pardo/POOL/AFP)

TAGAR.id, Beijing, China - Amerika Serikat (AS) dan China, sebagai dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, harus bekerja sama dalam memerangi "ancaman eksistensial" perubahan iklim, Menteri Keuangan (Menkeu) AS, Janet Yellen, mengatakan kepada pejabat pemerintah China dan pakar iklim pada Sabtu, 8 Juli 2023.

Selama kunjungan ke Beijing, Menkeu Yellen mengatakan kerja sama antar kedua negara sebelumnya tentang perubahan iklim antara telah memungkinkan tercapainya terobosan global seperti Perjanjian Paris 2015. Ia menambahkan bahwa kedua pemerintah ingin mendukung pasar-pasar baru dan negara berkembang dan negara berkembang dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan perubahan iklim.

"Kerja sama AS-China yang berkelanjutan dalam pendanaan iklim sangat penting," kata Yellen di Beijing. "Sebagai dua penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia dan investor terbesar dalam energi terbarukan, kami memiliki tanggung jawab bersama - dan kemampuan - untuk memimpin,” tukasnya.

China, yang diklasifikasikan sebagai negara berkembang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah lama mengatakan bahwa negara maju harus bertanggung jawab dalam membantu negara miskin mengatasi perubahan iklim. Namun, Beijing mengatakan mereka dapat berkontribusi pada "kerugian dan kerusakan" akibat perubahan iklim secara sukarela.

Mengingat besarnya peran AS dan China, kerja sama antara kedua negara dianggap penting bagi upaya internasional untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim.

ilustrasi iklimPenguin berenang di laut saat para ilmuwan menyelidiki dampak perubahan iklim terhadap koloni penguin Antartika, di sisi utara semenanjung Antartika, Antartika, 15 Januari 2022 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Natalie Thomas)

Yellen mengatakan pendanaan untuk inisiatif tersebut harus dikoordinasikan secara efisien dan efektif. Ia menambahkan bahwa dukungan Beijing untuk lembaga iklim multilateral yang ada seperti Dana Iklim Hijau (GCF) dan Dana Investasi Iklim, bersama Washington dan lainnya, dapat meningkatkan dampaknya.

China dipersilakan untuk bergabung dengan AS dalam berkontribusi pada putaran dana yang dijanjikan untuk GCF pada September, kata seorang pejabat Departemen Keuangan AS. Presiden Joe Biden mengatakan AS akan memberikan tambahan $1 miliar.

GCF adalah dana di bawah Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) yang membantu negara-negara berkembang dengan praktik adaptasi dan mitigasi untuk mengatasi perubahan iklim.

Tahun lalu, China menghentikan sementara pembicaraan dengan AS terkait isu iklim, keamanan, dan bidang lain sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan. (ah/ft)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
IMF dan Bank Dunia Ditekan untuk Genjot Dana Perubahan Iklim
KTT itu bertujuan untuk mengatasi tantangan pengentasan kemiskinan dan perubahan iklim yang saling terkait