Jakarta - Pemerintah memanfaatkan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) yang bisa difungsikan untuk mendeteksi seorang pasien apakah positif atau negatif virus corona penyebab penyakit Covid-19.
Hal itu dikatakan Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah dalam penanganan kasus Covid-19 dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI yang digelar secara virtual, Selasa, 14 April 2020.
Yurianto menerangkan 956 TCM terdistribusi di 669 rumah sakit yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan Covid-19.
Apa Itu Tes Cepat Molekuler (TCM)
Tes Cepat Molekuler (TCM) atau istilahnya rapid molecular diagnostic merupakan alat yang mampu menggantikan tes diagnostik tuberkulosis (TBC) melalui mikroskop. Alat tes tersebut memeriksa kuman pada dahak pasien, apakah pasien positif kena TBC atau tidak.
Efektivitas TCM untuk diagnostic TBC pernah diuji coba untuk membuktikan melalui penelitian terhadap 621 pasien yang dirawat di Zuckerberg San Francisco General Hospital and Trauma Center, Amerika Serikat. Seluruh pasien, yang positif TBC paru aktif, menjalani pemeriksaan dahak. Penelitian dilakukan mulai Januari 2014-Januari 2016. Pada kasus TBC, pemeriksaan TCM bisa menghasilkan akurasi 99 persen.
Dalam jurnal ilmiah yang diterbitkan Fakultas Kedokteran Andalas pada 2016 yang berjudul Nilai Diagnostik Metode “Real Time” PCR GeneXpert Pada Tuberkulosis Paru BTA Negatif, mesin TCM atau yang juga disebut GeneXpert MTB/RIF merupakan terobosan untuk mendiagnosis TB secara tepat.
Alat ini menargetkan antigen dari bakteri Mycobacterium tuberculosis, zat yang dibawa bakteri penyebab TB dan merangsang respons sistem kekebalan tubuh. Pelacakan antigen dilakukan pada sediaan sampel dahak pasien yang kemudian diolah dengan ekstraksi deoxyribo nucleic acid (DNA) dalam cartridge sekali pakai.
Sementara itu, peneliti menggunakan algoritma pengujian molekus dahak melalui GeneXpert MTB/RIF (Xpert; Cepheid). Dalam hal ini, pemeriksaan dahak menggunakan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge untuk diagnosis tuberkulosis cepat simultan dan uji sensitivitas antibiotik cepat. Diagnostik ini juga dilakukan secara real-time sehingga hasil tes dahak dapat diketahui dalam waktu kurang dari dua jam sehingga pasien tidak perlu terlalu lama menunggu hasil tes. Dokter dapat melakukan tindakan secara cepat bila pasien positif TBC.
Selain itu, tes diagnostik otomatis dapat mengidentifikasi DNA Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab TBC. Hasil penelitian berjudul Association of Rapid Molecular Testing With Duration of Respiratory Isolation for Patients With Possible Tuberculosis in a US Hospital yang ditulis Lelia H Chaisson, David Duong, dkk menunjukkan, dari 301 pasien, dokter menyelesaikan proses TCM yang cepat untuk 233 pasien (77 persen). Lalu dari 320 pasien, dokter menerima hasil TCM cepat untuk 295 pasien (98 persen).
Usia rata-rata pasien pada penelitian adalah 54 tahun. Sebanyak 161 (26 persen) adalah wanita. Dari jurnal penelitian yang diterbitkan JAMA Internal Medicine pada Oktober 2018, pemeriksaan molekuler secara akurat mendiagnosis 7 pasien positif TBC dan 251 pasien dengan Mycobacterium tuberculosis (MTB) negatif. []
Baca juga: