Jakarta - Negara Republik Indonesia memiliki satu industri pesawat terbang yakni PT Dirgantara Indonesia atau PTDI. Industri tersebut merupakan yang pertama dan sampai saat ini menjadi satu-satunya di Indonesia juga di Asia Tenggara.
PTDI mengalami beberapa kali pergantian nama. Pertama di tahun 1976, awal berdirinya industri tersebut bernama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio. Kemudian di tahun 1985 berubah menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN. Setelah destrukturisasi, tahun 2000 kemudian berubah menjadi PT Dirgantara Indonesia.
Selain pesawat, PTDI juga memproduksi helikopter, senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (maintenance service) untuk mesin-mesin pesawat.
PTDI pernah mengalami masa suram hingga nyaris dikatakan pailit akibat krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Namun pada pertengahan tahun 2000 PTDI kembali menunjukkan kejayaannya. Awal kebangkitannya pada tahun 2012 ditandai dengan keberhasilan PTDI mengirimkan empat pesawat CN235 pesanan Korea Selatan.
Saat ini PT Dirgantara Indonesia akan memasuki bisnis pesawat komersial dengan memproduksi N219. Pesawat N219 yang pada tanggal 16 Agustus 2017 telah melakukan uji terbang perdana dan pada tanggal 10 November 2017 bertepatan dengan Hari Pahlawan diberi nama Nurtanio oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, sampai dengan saat ini masih menjalani serangkaian pengujian sertifikasi.
Jika N219 sudah beroperasi dan sudah mendapatkan sertifikasi Dirgantara Indonesia akan mengembangkan dan memproduksi pesawat berpenumpang 50 orang. []
Baca juga:
- Garuda Luncurkan Pesawat Bermasker Desain Terbaru
- Pesawat Airbus, Produk Prancis di Indonesia yang Diboikot
- Tiket Pesawat Dua Bandara di Yogyakarta Lebih Murah