Mengenal Jumputan, Kain Khas Yogyakarta

Dalam tujuh tahun terakhir, ada batik jenis baru di Yogyakarta. Namanya kain jumputan.
Kelompok ibu-ibu Kampung Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta mengikuti parade kain jumputan hasil buatannya sendiri. Kain jumputan menjadi sumber pendapatan warga setempat. (Foto : Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Kain batik menjadi salah satu andalan Yogyakarta. Keberadaan sudah menjadi ikon dan oleh-oleh khas wisatawan yang mengunjungi kota ini. Namun, dalam tujuh tahun terakhir, ada batik jenis baru. Namanya kain jumputan. 

Cara membuat kain jumputan hampir sama dengan batik. Jika batik dibuat dengan canting, jumputan dibuat dengan jumput. Tidak heran, kualitas kain jumputan ini setara dengan batik tulis, batik yang dibuat dengan canting.

Di Kampung Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, menjadi tempat yang pertama menemukan teknik membuat kain jumputan ini. Berkat kain jumputan ini, kampung Tahunan dinobatkan sebagai kampung budaya.

Pegiat UMKM Kain Jumputan Kampung Tahunan Umbulharjo Hery Nur Widodo menjelaskan, mulai merintis sejak tujuh tahun lalu. Awalnya melatih warga membuat batik jumputan. "Kita merintis, untuk berkembang tentu harus mengajari cara membuat kain jumputan itu," kata dia kepada Tagar beberapa waktu lalu.

Setelah mahir, lalu mengajari yang lain. Begitu seterusnya sampai akhirnya usaha tersebut bisa dinikmati oleh warga satu kampung bahkan kelurahan.

YogyaKelompok ibu-ibu Kampung Tahunan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta mengikuti parade kain jumputan hasil buatannya sendiri. Kain jumputan menjadi sumber pendapatan warga setempat. (Foto : Tagar/Ridwan Anshori)

Dia mengatakan, pada awal-awal pembuatan kain jumputan masih sedikit yang diproduksinya. "Awal dari sedikit, belajar membuat kain jumputan, sampai saat ini selama tujuh tahun berjalan menjadi pusat jumputan di Yogyakarta," ujarnya.

Saat ini, kata dia, ada sekitar 100 ibu rumah tangga di Kampung Tahunan yang terlibat membuat kain jumputan. Untuk memudahkan, pembuatannya per kelompok. "Dalam sebulan mendapatkan omzet Rp 30 juta, kalau ada pesanan bisa lebih dari itu," jelasnya.

Saat ini sudah banyak konsumen membelinya, bahkan dari berbagai daerah di Indonesia. Menariknya lagi, usaha kain jumputan ini, selain menjadi mata pencaharian baru, juga ramah lingkungan. "Limbah yang dihasilkan tidak berbahaya alias netral karena sudah diolah," kata Hery.

Hery mengatakan, perajin berharap Pemkot Yogyakarta merevisi aturan penggunaan kain produk lokal sebagai seragam PNS. "Informasinya Pemkot akan memasukkan aturan dua seragam kain lokal bagi PNS di lingkungan Pemkot. Semoga saja kain jumputan yang akan dipakai. Semoga belinya di sini," pintanya.

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengapresiasi model pemberdayaan ekonomi mandiri yang dilakukan warga. "Pembuatan kain jumputan ini sudah menjadi mata pencaharian baru di kalangan ibu-ibu," katanya.

Menurut dia, model pemberdayaan masyarakat di Tahunan melalui pembuatan kain jumputan ini bisa menjadi contoh bagi perkampungan lain di Indonesia. Pemerintah pusat perlu turun dan melihat langsung aktivitas warga Kampung Tahunan ini, betapa roda perekonomian warga bergerak.

"Tumbuh dan berkembang dari bawah, dari nol lalu berkembang menjadi besar. Kampung Tahunan menjadi kampung budayan menjadi destinasi wisata kain jumputan," tandasnya.

Baca juga:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.