Jakarta - Banyak orang sudah mengetahui buah kurma. Apalagi memasuki bulan puasa Ramadan banyak pedagang pinggir jalan hingga swalayan menjual buah tanaman palma bernama latin phoenix dactylifera.
Banyak kaum muslim pada bulan puasa mengonsumsi buah berwarna coklat kehitam-hitaman dengan biji yang sangat keras ini sebagai menu berbuka lantaran memiliki banyak manfaat. Tapi, tahukah Anda cara mengonsumsinya?
Pohon kurma tumbuh subur di kawasan Timur Tengah. Kurma merupakan tanaman jenis palm. Kepopuleran buah berakar serabut ini tersohor hingga ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Buah kurma sangat dianjurkan sebagai kudapan berbuka puasa. Sejumlah tulisan bahkan penelitian mengulas tentang faedahnya.
Tapi tahukah Anda, ada sunah nabi yang menganjurkan mengonsumsi kurma dalam bilangan ganjil. Semisal, 1, 3, 5, atau 7 butir.
Dalam hadis HR Bukhori dan Muslim, menerangkan salah satu keutamaan makan kurma. Barang siapa mengonsumsi tujuh butir kurma ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu dia tidak akan terkena racun maupun sihir.
Lantas, apakah benar dianjurkan berbuka puasa makan kurma harus berjumlah ganjil? Seperti yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ada di antara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya. Pohon ini seperti seorang muslim, maka sebutkanlah kepadaku apa pohon tersebut?” Lalu orang menerka-nerka pepohonan wadhi. Abdullah Berkata: “Lalu terbesit dalam diriku, pohon itu adalah pohon kurma, namun aku malu mengungkapkannya.” Kemudian mereka berkata: “Wahai Rasulullah beri tahukanlah kami pohon apa itu?” Lalu, beliau menjawab: “ia adalah pohon kurma.” (HR Bukhori)
Dari literatur yang ada bahwa secara penelitian medis mengonsumsi buah kurma dalam bilang genap semisal 2, 4, 6, 8, dan seterusnya akan menghasilkan gula dalam darah dan potassium tanpa memberi banyak energi.
Sesungguhnya ada di antara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya.
Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Musthafa Mohamed Essa, Ph.D. dkk., menunjukkan kurma melindungi otak dari stres oksidatif dan peradangan.
"Buah kurma adalah sumber serat makanan yang baik dan kaya fenolat total dan antioksidan alami, seperti anthocyanin, asam ferulat, asam protocatechuic, dan asam caffeic. Keberadaan senyawa polifenol ini dapat membantu dalam pengobatan penyakit Alzheimer," jelasnya.
Ada juga, sebuah penelitian oleh Rock W et al. menyimpulkan kurma memiliki efek menguntungkan pada asam lemak jenuh dan stres oksidatif.
Hal itu sering dikaitkan dengan masalah jantung dan memiliki potensi untuk mencegah atherogenesis yang mengarah ke penyakit kardiovaskular.
Kurma yang dikolaborasikan dengan buah delima, kaya antioksidan dapat membantu mengurangi risiko stroke.
"Kurma kaya berbagai phytochemical yang juga membantu mencegah penyakit jantung. Selanjutnya, kurma merupakan sumber potasium yang kaya. Terbukti kurma dapat mengurangi risiko stroke dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jantung lainnya," ujar Rock.
Tapi, uniknya, apabila mengonsumsi buah manis ini dalam jumlah ganjil, maka tubuh bisa mengubahnya menjadi karbohidrat. Sehingga menambah energi dalam tubuh dan mengembalikan stamina setelah seharian berpuasa.
Akan tetapi, bagi penderita diabetes dan masalah ginjal tidak dianjurkan mengkonsumsi kurma, kecuali dalam jumlah yang sangat sedikit. []
Baca juga: