Mendikbud Nadiem Makarim Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Mendikbud Nadiem Makarim diharapkan meningkatkan kualitas murid dalam bidang sains, matematika dan membaca, ini tantangan Mendikbud
Pendiri juga CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana, 20 Oktober 2019, untuk jabatan menteri di kabinet. Nadiem kemudian diberikan jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (Foto: Tagar/ANTARA FOTO/Wahyu Putro)

Oleh: Syaiful W. Harahap

Tantangan yang dihadapi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) di Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Makarim, sangat berat karena menghadapi murid-murid dengan tingkat nutrisi yang rendah. Ini al. terjadi karena pemenuhan gizi semasa 1000 Hari Pertama Kelahiran (100 HPK) yang juga tidak sempurna. Ini menghasilkan anak didik yang tingkat nutrisinya rendah.

Itu artinya sebelum anak-anak masuk dalam jangkauan Mendikbud di bangku sekolah ada peranan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kementerian PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).

Stunting

Asupan nutrisi pada anak, terutama 1000 HPK, jadi penting karena nutrisi berperan dalam pengembangan penglihatan, berbicara, emosi, matematika/logika, keterampilan sosial, motorik, keterampilan sosial sebaya, dan bahasa. Ini dikatakan oleh Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA (K), Dokter Spesialis Anak - RSCM/FKUI, dalam satu kesempatan di tahun 2017.

Bonus demografi yang diharapkan menghasilkan generasi yang produktif justru bisa jadi malapetaka jika terjadi malanutrisi pada 1000 HPK karena anak lahir bisa dengan stunting al. ditandai dengan tubuh yang pendek di bawah ukuran normal, sehingga mudah sakit-sakitan dan kemampuan kongnitif yang sangat rendah. Ini bukan bonus tapi 'bencana demografi'.

mendikbud3Mendikbud Nadiem Makarim di Kabinet Indonesia Maju. (Foto: Tagar/ANTARA FOTO/Wahyu Putro A).

Kondisi sebagian anak yang mengalami malanutrisi pada 1000 HPK akan dididik Mendikbud Nadiem melalui jenjang sekolah formal mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK serta Kementerian Agama untuk jenjang pendidikan Madrasah/Tsanawiyah/Aliyah dan pesantren. Tentu saja hasilnya tidak seperti yang diharapkan karena ada gangguan kognitif, emosi, logika, motorik, dll.

Ini ranah Kemenkes yaitu meningkatkan asupan nutrisi pada 1000 HPK yang juga tidak lepas dari tanggung jawab Kemensos melalui program pemberdayaan keluarga, seperti Kartu Indonesia Sehat dan pembagian sembako. Sedangkan Kementerian PPPA dituntut berperan dalam meningkatkan kesadaran orang tua untuk memberikan nutrisi kepada anak terutama pada 1000 HPK.

Stunting sendiri pada tahun 2017 disebutkan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi tertinggi di dunia yaitu 36,4 persen. Tahun 2013 angka prevalensi stunting di Indonesia 37,2 persen. Tapi, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 angka prevalensi stunting di Indonesia turun ke angka 23,6 persen. Kemampuan kognitif para penderita stunting juga berkurang mengakibatkan kerugian besar bagi negara.

Selain stunting kelahiran jutaan bayi di Indonesia juga dihantui infeksi HIV/AIDS karena tiap tahun ada ibu hamil yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS. Data Ditjen P2P, Kemenkes RI, yang dikeluarkan tanggal 27 Agustus 2019 dari tahun 1987 sd. Juni 2019 tercatat 16.854 ibu rumah tangga yang mengidap HIV/AIDS.

10 Terbawah

Kondisi anak-anak yang lahir dengan asupan nutrisi yang rendah, stunting dan mengidap HIV/AIDS akan berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan nasional. Salah satu indikator yang objektif untuk melihat kualitas anak didik di Indonesia adalah peringkat berdasarkan capaian nilai melalui Programme for Internasional Student Assessment (PISA). Hasil PISA menunjukkan peningkatan peringkat dari peringkat ke-71 di tahun 2015 naik jadi peringkat ke-64 di tahun 2015. Tapi, untuk ketegori sains Indonesia berada di pisisi ke-9 terendah dengan nilai 403.

PISA adalah sebuah sistem ujian melalui kompetensi tiga aspek yaitu membaca, matematika dan sains. Siswa berumur 15 tahun dipilih secara acak di 72 negara untuk diuji dalam tiga kategori tadi. Dalam PISA 2015, skor sains Indonesia adalah 403, matematika 386, dan membaca 297. Ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-62 bidang sains, matematika ke-63 dan membaca ke-64 dari 70 negara yang disurvei. Hasil survei PISA tahun 2012, peringkat sains ke-64, matematika ke-65 dan membaca ke-61 dari 65 negara yang disurvei. Ini menunjukkan Indonesia selalu masuk urutan 10 besar terbawah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri melihat ada perbaikan berdasarkan survei PISA sehingga presiden minta ujian nasional (UN) tetap dipertahankan sebagai salah satu indikator keberhasilan pendidikan nasional.

Peringkat PISA Indonesia merupakan salah satu indikasi yang terkait langsung dengan asupan nutrisi pada 1000 HPK. Kemampuan siswa dalam tiga aspek tadi ternyata di peringkat atas bukan siswa dari negara maju karena lima negara peringkat teratas adalah siswa dari Shanghai (China), Singapura, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan. Sedangkan lima negara di peringkat terbawah yaitu Yordania, Kolombia, Qatar, Indonesia, dan Peru.

ilusPengemudi ojek online Go-Jek membawa poster ucapan selamat kepada Pendiri dan CEO Gojek Nadiem Makarim di Solo, Jawa Tengah, 23 Oktober 2019). Nadiem Makarim ditunjuk Presiden Joko Widodo jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (Foto: Tagar/ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha).

Perhatian untuk memberikan nutrisi atau gizi yang cukup pada 1000 HPK jadi perhatian bersama karena ada 4,3 juta bayi yang lahir setiap tahun. Untuk menjaga kualitas hidup bayi sejak dalam kandung sampai berumur dua tahun perlu ditopang dengan pemberian nutrisi dalam 1000 HPK mulai di kandungan, selanjutnya pemberian ASI dan makanan pendamping ASI (MPASI) pada masa bayi.

Selain kondisi anak didik yang tidak baik, al. karena stunting, lahir dengan HIV/AIDS, malanutrisi, dll. persoalan yang akan dihadapi Mas Menteri Nadiem adalah masalah administrasi sekolah karena otonomi daerah (Otda). Kemendikbud hanya sebatas regulator yang tidak mempunyai kekuasan langsung ke pemerintahan kabupaten dan kota yang memegang kendali atas SD, SMP dan SMA/SMK.

Program pusat, dalam hal ini Kemendikbud, tidak otomatis dilaksanakan daerah karena tidak ada lagi garis komando dari Mendikbud ke dinas-dinas pendidikan di pemerintahan kabupaten (Pemkab) dan pemerintahan kota (Pemkot).

Maka, Mendikbud Mas Nadiem harus kerja keras menjalin sinergi dengan Kemenkes, Kemensos dan Kemen PPPA bahkan dengan Kemendagri agar kualitas anak didik bisa diandalkan dalam mencapai tingkat kemampuan akademis. [] 

Berita terkait
Alasan Jokowi Pilih Nadiem Makarim Sebagai Mendikbud
Presiden Jokowi mengungkapkan alasan memilih Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).
Dipegang Nadiem, Dikti Digabung dengan Kemendikbud
Pada periode 2019-2024, sejumlah perubahan nomenklatur kementerian terjadi. Salah satunya Dikti bergabung dengan Kemendikbud dipimpin Nadiem.
Tantangan Berat Ketika Bos Gojek Jadi Mendikbud
Sebagai sosok yang berlatar belakang bukan dari profesional dunia pendidikan, Nadiem Makarim menghadapi tantangan berat di 100 hari kerja pertama.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.