Jakarta - PSM Makassar menunjukkan permainan yang lebih baik saat menang 1-0 atas Bhayangkara FC dalam laga uji coba di Stadion PTIK, Rabu 5 Februari 2020. Laga tersebut menjadi ajang pemanasan yang ideal bagi PSM yang akan melakoni laga pertama Piala AFC.
PSM mengawali pertarungan di Piala AFC dengan menghadapi tuan rumah Tampines Rovers (Singapura) di Grup H, Rabu 12 Februari 2020. Sebelum berangkat ke Singapura, tim Juku Eja beruji coba melawan Bhayangkara FC.
Hasilnya memang tak mengecewakan. Namun yang terutama performa tim makin membaik. Pelatih Bojan Hodak menuturkan bila sisi pertahanan menunjukkan peningkatan. Mereka tampil disiplin sehingga mampu menjaga clean sheet.
Dari tiga pertandingan yang dijalani PSM, termasuk dua laga melawan Lalenok United FC di play-off Piala AFC, tim asuhan Hodak baru dua kali kebobolan. Hal tersebut menunjukkan lini belakang PSM yang cukup kokoh dan bisa diandalkan.
"Cara bertahan kami sudah lebih bagus dari sebelumnya. Namun saya ingin mereka bisa lebih solid dan kami masih ada waktu untuk meningkatkan diri. Dalam hal penyerangan, kami juga menunjukkan peningkatan," kata Hodak.
Mantan pelatih tim nasional Malaysia U-19 ini menuturkan bila kemenangan di uji coba tersebut sesungguhnya tidak menjadi target tim. Meski demikian, hasil tersebut memberi motivasi tambahan dalam persiapan menghadapi laga penyisihan grup Piala AFC.
"Setiap kemenangan dalam pertandingan apa pun itu sangat penting. Kemenangan itu memberi motivasi tambahan terhadap seluruh pemain," ucapnya.
Di laga tersebut, kapten Willem Jan Pluim dan Ezra Walian sengaja tidak dimainkan Hodak. Keduanya baru diturunkan menjelang berakhirnya pertandingan. Hal itu dilakukan lantaran mereka tidak dapat dimainkan saat melawan wakil Singapura itu.
"Saya tidak bisa menurunkan Willy dan Ezra karena mereka tidak bisa tampil di pertandingan itu. Yang lain sudah menunjukkan kesiapannya. Kalau Giancarlo (Rodrigues) mendapat sedikit masalah. Dia ditekel dari belakang di awal pertandingan," kata Hodak lagi.
Pelatih asal Kroasia ini juga melakukan eksperimen dengan memainkan striker Ferdinand Sinaga di sayap kiri. Menurut Hodak di usianya yang sudah di atas 30, Ferdinand masih bisa menjadi sayap terbaik di Indonesia.
"Ferdinan tidak bermain di striker tapi lebih banyak di sayap kiri. Bila serius di posisi itu, dia bisa menjadi pemain sayap kiri terbaik di Indonesia," ujarnya. []