Melihat Jejak Karier Farhat Abbas Pendiri Partai Pandai

Pengacara Farhat Abbas mendirikan partai baru bernama Partai Negeri Daulat Indonesia atau Pandai. Berikut ulasannya.
Farhat Abbas. (Foto: Tagar/JPNN)

Jakarta - Pengacara Farhat Abbas mendirikan partai baru bernama Partai Negeri Daulat Indonesia atau Pandai. Farhat sekaligus menjadi Ketua Umum di partai baru tersebut.

Selain Farhat, sejumlah tokoh juga masuk dalam struktur pimpinan pusat Pandai seperti, Pengacara Elza Syarief menjadi Wakil Ketua Umum. 

Megi sebagai Bendahara umum dan dokter Louis Owen sebagai Sekretaris Jenderal. Farhat mengatakan, partai itu lahir dari hilangnya peran pengawasan dan keterwakilan partai-partai yang sekarang ada di DPR.

Menurutnya, peran itu seolah-olah hilang, setelah pemerintah mengesahkan Undang-undang Cipta Kerja. Deklarasi berdirinya Partai Pandai sudah dilakukan sejak awal Oktober 2020. 


Profil Farhat Abbas

Farhat Abbas lahir di Riau, pada 22 Juni 1976. Ayahnya adalah pakar hukum, Abbas Said, dan ibunya bernama Syarifah Masnon. Farhat menempuh pendidikan atasnya di SMA Negeri 1 Ternate dan kemudian melanjutkan ke Universitas Pasundan.

Pada bulan Oktober 2013, Farhat mencalonkan diri sebagai calon bupati dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kolaka, Sulawesi Tenggara, tetapi tidak menang.

Farhat juga mengampanyekan dirinya menjadi calon presiden dengan slogan "Aku Indonesia". Namun, tidak ada partai yang memihaknya.

Farhat juga tercatat sebagai calon anggota legislatif dalam Pemilu 2014 mewakili daerah pemilihan DKI Jakarta III, tetapi tidak terpilih. Sebelum terjun ke politik, Farhat dikenal sebagai pengacara yang sering menangani kasus-kasus yang melibatkan artis dan public figure. Farhat juga dikenal dengan berbagai ucapannya yang kontroversial di media sosial.

Banyak yang menilai Farhat melakukan hal itu sekadar mencari sensasi untuk menarik perhatian masyarakat namun Farhat membantah semua tuduhan itu. 

Menurut Farhat, dirinya tidak perlu mencari sensasi untuk sekadar menaikkan popularitasnya. Farhat mengaku masyarakat sudah mengenal dirinya sebelum dia membuat pernyataan kontroversial.

Seperti pada 9 Januari 2013, Farhat Abbas membuat komentar pada media sosial Twitter, tentang kasus plat mobil Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Sejumlah pihak menilai komentar Farhat bersifat rasis, sehingga ia dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Anton Medan, dan juga pimpinan Komunitas Intelektual Muda Betawi Ramdan Alamsyah.

(Azzahrah Dzakiyah Nur Azizah)

Berita terkait
Resepsi Pernikahan Atta dan Aurel, Farhat Abbas Sentil Jokowi
Farhat Abbas melontarkan kritikan kepada Presiden Jokowi dan sejumlah pejabat negara yang menghadiri resepsi pernikahan Atta dan Aurel.
Kelanjutan Kasus Farhat Abbas dan Hotman Paris
Polda Metro Jaya menghentikan laporan Farhat Abbas terhadap pemilik akun Instagram Hotman Paris terkait dugaan penyebaran video asusila.
Perseteruan Nikita Mirzani dan Farhat Abbas Makin Panas
Perseteruan Farhat Abbas dan Nikita Nirzani terjadi di media sosial. Saling sindir terjadi, masing-masing memiliki argumen sendiri.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.