Megawati Ketua Parpol Terlama, PDIP Partai Oligarki?

Pangi menyebut PDIP menjadi role model partai-partai oligarki di Indonesia. Dia menanggap PDIP sebagai partai oligargi, partai keluarga dan saham.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) berpidato usai pengumuman nama-nama calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang diusung dalam Pilkada Serentak 2020 di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020. (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sebagai ketua partai politik (parpol) terlama. Menurutnya, hal itu pun diikuti parpol-parpol lainnya sehingga wajah parpol hari ini menjadi terlihat oligarki.

"Setahu saya, Megawati adalah ketua umum terlama sepanjang partai itu berdiri. Mungkin tidak ada ketua umum partai yang mampu sepanjang itu, tetapi sudah mulai ada model-model ini diikuti oleh partai-partai lain," ujar Pangi dalam akun YouTube-nya Pangi Syarwi Chaniago/Voxpol Center seperti dikutip Tagar, Minggu, 26 Juli 2020.

DNA partai hari ini trend-nya memang makin feodal, oligarki, dan patron klannya itu sangat kuat sekali

Pangi mengatakan, sejak PDIP berdiri hingga saat ini, belum pernah ada pergantian ketua umum. Dia pun menanggap PDIP sebagai partai oligargi, partai keluarga, dan partai saham yang dimiliki trah presiden pertama Indonesia Ir Soekarno, yang notabene merupakan ayah dari Megawati.

Dia lantas menyoroti beberapa parpol hari ini yang mempertahankan ketua umumnya dalam waktu cukup lama.

"Misalnya seperti Gerindra, kemungkinan enggak akan pernah bertukar ya. NasDem, kemudian Demokrat misalnya, AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), itu putra mahkota. DNA partai hari ini trend-nya memang makin feodal, oligarki, dan patron klannya itu sangat kuat sekali," ucap dia.

Menurut Pangi, membangun negara demokratis akan sangat sulit apabila parpol yang ada kian jauh dari nilai-nilai demokrasi. Sedangkan, katanya, parpol itu miniatur sebuah negara.

"Partainya demokratis, maka negara juga ikut demokratis," kata dia.

Dia pun menyayangkan banyaknya partai-partai besar yang ada di negara ini menjadi partai keluarga dan partai saham. Sehingga menurutnya, partai-partai tersebut akhirnya dimenangkan oleh oligarki dan diasuh dengan demokrasi.

"Jadi demokrasi itu hanya sebagai stempel saja, jubah saja. Tapi partai-partai itu ketua-ketua umumnya lama sekali," ucap Pangi Syarwi Chaniago. []

Berita terkait
PDIP Korbankan Akhyar Demi Sosok Bobby Nasution
Pengamat politik UMSU menyebut merapatnya petahana Pilkada Medan ke Demokrat kerugian bagi PDIP. Akhyar merupaka sebagai kader terbaik PDIP.
Alasan PDIP Tak Mengusung Akhyar Nasution di Medan
Djarot Saiful Hidayat memberi sinyal PDIP bakal mengusung Bobby Nasution dan bukan Akhyar Nasution pada Pilkada Kota Medan.
Ceramah Tengku Zul Dapat Reaksi Keras dari Suku Jawa
Ketua Umum Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa) KP Norman Hadinegoro menegaskan, ceramah Tengku Zul sudah mendapat reaksi keras dari Suku Jawa
0
Bestie, Cek Nih Cara Ganti Background Video Call WhatsApp
Baru-bari ini platform WhatsApp mengeluarkan fitur terbarunya. Kini Background video call WhatsApp bisa dilakukan dengan mudah.