Medan: Polda Diminta Basmi Aksi Premanisme

Kalangan akademisi mendesak Polda Sumatera Utara (Sumut) untuk membasmi aksi premanisme di Kota Medan yang sudah sangat membahayakan.
Ilustrasi. (Foto: Ist)

Medan, (Tagar 13/7/2017) – Kalangan akademisi mendesak Polda Sumatera Utara (Sumut) untuk membasmi aksi premanisme di Kota Medan yang sudah sangat membahayakan. Pasalnya, pembunuhan dilakukan secara sadis, seperti dialami Morina Sitepu (32) satpam komplek Perumahan Kwala Bekala Medan Johor.

“Perbuatan yang dilakukan preman Wiwin Sinuhaji (38) sangat brutal dan tidak memiliki prikemanusian," kata Dosen Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Dr Syafruddin Kalo, SH di Medan, Kamis (13/7).

Penikaman yang dilakukan pelaku Wiwin terhadap Morina hingga tewas, menurut dia, harus diberikan sanksi berupa hukuman 20 tahun penjara atau seumur hidup, karena perbuatan tersebut sangat kejam. “Hanya gara-gara korban melarang pelaku tidak melakukan pungutan liar (Pungli) terhadap sopir yang mengangkut material bangunan di kompleks perumahan mewah itu, lantas langsung ditikam dengan menggunakan pisau,” ujar Syafruddin.

Ia menyebutkan, tindakan yang dilakukan tersangka itu, tidak boleh dibiarkan dan harus dijatuhi hukuman yang berat, sehingga dapat membuat efek jera, serta tidak mengulangi lagi perbuatan salah. Sebab, selama ini pelaku pembunuhan yang mengakibatkan meninggalnya orang lain, hanya dijatuhi hukuman cukup ringan, sehingga tidak membuat rasa takut untuk menghilangkan nyawa manusia.

“Bagi pelaku pembunuhan tersebut, hukumannya harus diperberat dan ini salah satu cara agar orang lain merasa takut dan tidak seenaknya menghilangkan nyawa manusia,” ucapnya.

Syafruddin menambahkan, pembunuhan terhadap sekuriti di perumahan tersebut, tidak perlu terjadi kalau pelaku benar-benar sadar bahwa perbuatannya yang dia lakukan adalah tindakan pidana dan melanggar hukum. Namun, karena pelaku merasa dikecewakan dan gagal untuk mendapatkan uang dari sopir, maka emosinya memuncak dan akhirnya satpam tersebut menjadi pelampiasan dendam.

“Akhirnya terjadilah peristiwa yang tidak diinginkan itu, dan Satpam Morina Sitepu tewas dibunuh Wiwin Sinuhaji dengan menggunakan senjata tajam,” kata Guru Besar Fakultas Hukum USU itu.

Sebelumnya, seorang petugas keamanan perumahan di Medan, bernama Morina Sitepu tewas ditikam preman Wiwin sinuhaji yang tidak terima karena ditegur.

Kapolsek Delitua Kompol Wira Prayatna, Selasa (11/7) mengatakan, penikaman terhadap Morina Sitepu (32) terjadi Senin (10/7) sekitar pukul 15.30 WIB.

Kejadian itu berawal saat tersangka, Wiwin berada di Jalan Pintu Air IV, Gang Satu, Kwala Bekala Medan Johor atau di sekitar kompleks tempat korban bekerja. “Berawal saat seorang sopir keluar dari proyek di TKP. Pelaku lalu minta uang kepada sopir tersebut, tapi tidak diberi,” kata Kompol Wira.

Ia menjelaskan, kemudian pelaku didatangi satpam di kompleks perumahan itu, dan terjadi pertengkaran. Melihat pertengkaran itu, warga langsung berusaha melerai keduanya. Tersangka pun pulang ke rumahnya dan korban kembali berjaga di kompleks tersebut. Namun, tersangka ternyata mengambil sebilah pisau dari rumahnya.

“Di TKP, pelaku bertemu korban dan terjadilah pertengkaran. Korban lalu mengambil kayu sepanjang satu meter, sementara pelaku mencabut pisaunya dan menusukkan ke rusuk korban sehingga korban meninggal dunia,” ujar Kapolsek Delitua. (yps/ant)

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.