Mayoritas Pemilih Prabowo Puas dengan Kinerja Jokowi

Menurut survei, warga tidak lantas menyalahkan pemerintah terkait dampak ekonomi selama pandemi. Pendukung Prabowo pun puas dengan kerja Jokowi.
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto. Keduanya kandidat presiden pada pemilu 2019. (Foto: BPMI Setpres/Muchis Jr)

Bogor - Mayoritas pemilih Prabowo Subianto pada pemilihan presiden 2019 mengaku puas dengan kinerja pemerintahan pusat menangani pandemi Covid-19. Menurut lembaga survei Indikator Politik Indonesia, 52,9 persen pemilih Prabowo puas dengan kerja pemerintahan Presiden Jokowi.

"Meskipun kondisi ekonomi begitu masif menghantam warga juga tidak lantas mengatakan: semua salah pemerintah pusat. Jadi mereka juga fair," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi ketika merilis survei Persepsi Publik terhadap Penanganan Covid-19, Jakarta, 7 Juni 2020.

Di kalangan pemilih Jokowi, mayoritas juga mengaku puas dengan kerja pemerintah. Tapi tingkat kepuasan pemilih Jokowi lebih tinggi dibandingkan kalangan pemilih Prabowo.

Berdasarkan temuan Indikator, 62,3 persen pemilih Jokowi puas dengan kinerja pemerintah. Sementara 24,8 kurang puas dan 3 persen mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.

Baca juga:

Tapi secara umum, kata Burhanuddin, tingkat kepuasan terhadap pemerintah Jokowi dalam menangani Covid-19 menurun. Pada Februari 2020, tingkat kepuasan publik mencapai 70,8 persen.

"Sebanyak 10,1 persen yang sangat puas dan 60,7 persen puas," ujarnya.

Setelah ditanya pada bulan Mei, tingkat kepuasan publik menjadi 56,4 persen. Artinya, tingkat kepuasannya menurun 14,4 persen dibandingkan pada bulan Februari.

"Tapi secara total tingkat kepuasan masih di atas 50 persen," ucapnya.

Berdasarkan latar belakang pendidikan, mayoritas masyarakat dari kalangan menengah ke bawah mengaku puas terhadap kinerja pemerintah. Kebanyakan tamatan SLTA, SLTP dan SD merasa puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi.

Dari kalangan lulusan SD ke bawah, contohnya, 64,1 persen merasa puas. Tapi dari warga tamatan kuliah, 49,8 persen yang mengaku puas.

"Nah ini harus hati-hati," katanya.

Meskipun masyarakat berpendidikan tinggi itu jumlahnya sedikit tapi mereka dapat berdampak bagi masyarakat berpendidikan lebih rendah. Mereka sedikit secara jumlah tapi lebih tinggi secara kualitas.

"Warga kelas menengah ke atas sedikit tapi lebih rewel. Mereka dapat memobilisai warga kelas menengah ke bawah untuk tidak puas juga," ucapnya

Warga kelas menengah ke atas sedikit tapi lebih rewel.

Burhanuddin mengatakan, survei ini dilakukan secara nasional pada 16 sampai 18 Mei 2020.  Indikator menelpon 1.200 responden yang dipilih acak sebagai sampel. 

"Survei menggunakan kontak telpon kepada responden adalah cara yang paling mungkin dilakukan saat pandemi," ujarnya. 

Ia mengatakan, Indikator pernah mewawancarai secara tatap muka 206.983 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh Indonesia dua tahun terakhir.  Secara rata-rata, sekitar 70 persen di antaranya memiliki nomor telepon dan jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 5.408 data pada Mei tahun ini. 

"Tapi yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden," katanya. 

Indikator mengklaim survei pada bulan Mei 2020 ini memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen. Sementara tingkat kepercayaannya mencapai 95 persen.[]


Berita terkait
Istana Tanggapi Survei Kinerja Jokowi Menurun
Pihak istana menilai menurunnya kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 merupakan hal yang wajar.
Kasus Covid-19 Melonjak, Anies: Jakarta Belum Aman
Ketika Jakarta bersiap menuju new normal, kasus Covid-19 justru melonjak. Anies Baswedan mengingatkan Jakarta belum terbebas dari virus corona.
Gereja Katolik Jakarta Mulai Beraktivitas Bulan Juli
Meski Jakarta memasuki masa transisi menuju new normal, Gereja Katolik di DKI enggan terburu-buru menggelar ibadah berjemaah.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.