Masa Pandemi, Insentif Pemerintah Bantu Pasar Modal Bertahan

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk bantu Pasar Modal bertahan di masa pandemi.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto:Tagar/Kemenko Perekonomian)

Jakarta - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan strategi untuk yang bersinergi menguatkan sektor kesehatan dan ekonomi. Misalkan melalui UU No. 2 Tahun 2020 sebagai langkah akselerasi penanganan pandemi dan penguatan stabilitas sistem keuangan. 

Dengan Program PEN dan adaptasi kebiasaan baru, aktivitas ekonomi mulai meningkat.

Sementara dari sisi kesehatan, pengadaan vaksin dan penerapan protokol kesehatan 3M menjadi prioritas. Selain itu, anggaran sebesar Rp695,2 triliun juga disediakan untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Dengan Program PEN dan adaptasi kebiasaan baru, aktivitas ekonomi mulai meningkat. Kinerja pasar uang dan saham juga telah membaik, serta capital flow sudah mulai positif,” ucap Menko Airlangga.

Selanjutnya, Pemerintah juga mengesahkan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dan saat ini sedang membahas peraturan pelaksanaannya dalam bentuk PP dan Perpres. Salah satunya adalah PP No. 74 Tahun 2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi (LPI), yang telah ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 14 Desember 2020. 

Pembentukan LPI, bertujuan meningkatkan dan mengoptimalkan nilai investasi yang dikelola secara jangka panjang dalam rangka mendukung pembangunan secara berkelanjutan. LPI ini diberi nama “Indonesia Investment Authority (INA)”.

Tak lupa, stimulus ekonomi juga diarahkan pada sektor pasar modal, antara lain melalui penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan bagi Wajib Pajak Go Public dan pajak dividen. Insentif ini akan mendorong pelaku usaha untuk bergabung dan mencatatkan diri di BEI.

Selain itu, stimulus untuk sektor pasar modal juga diberikan oleh Otoritas Jasa Keuagan (OJK) dan Self-Regulatory Organization (SRO) yang bertujuan untuk memberikan relaksasi bagi pelaku usaha yang terdampak Covid-19 dan meredam volatilitas serta menjaga stabilisasi pasar modal.

“Khusus untuk menjawab tantangan digitalisasi di sektor pasar modal, pemberian kuasa elektronik telah diberlakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Calon investor juga diberikan kemudahan untuk membuka rekening saham secara online. Di satu sisi, sentimen positif juga terus dijaga melalui peningkatan komunikasi dan koordinasi yang berkualitas,” jelas Menko Airlangga.

Sedangkan pada penutupan perdagangan di 29 Desember 2020, IHSG telah naik menyentuh angka 6.036,17. Level ini telah mendekati level sebelum pandemi Covid-19. Seiring dengan itu, nilai market capitalization secara perlahan meningkat yaitu pada penutupan kemarin sudah kembali ke angka Rp7.033,76 triliun atau naik lebih dari Rp2.477 triliun dibandingkan posisi terendah di akhir Maret 2020.

Menyoal perkembangan Initial Public Offering (IPO) di 2020. Meski jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, tapi masih lebih baik daripada negara lain di ASEAN. Menurut data OJK, tercatat sebanyak 53 emiten baru yang mendapat pernyataan efektif dari OJK, dan 51 telah tercatat di bursa, sehingga ini menjadi penambahan terbanyak di ASEAN.

“Jumlah investor retail juga naik di tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa mereka percaya (kepada pasar modal Indonesia), dan ini dasar yang bagus untuk pengembangan pasar ke depan,” turut Menko Airlangga.

Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, turut dikontribusi oleeh tren masuknya aliran modal asing seiring meredanya ketidakpastian pasar keuangan global serta tetap tingginya daya tarik aset keuangan domestik. Setelah sempat mengalami net outflow cukup besar pada Maret 2020 yang mencapai US$7,9 miliar, sejak Mei 2020, aliran modal terus mengalami net inflow yakni berhasil mencapai US$1,2 miliar (Oktober 2020) dan US$1,3 miliar (November 2020).

Dalam kesempatan yang sama, Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasinya atas pembentukan Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI). 

“Semoga keberadaan ALUDI dapat membantu pengembangan Industri Layanan Urun Dana (atau Crowdfunding) di Indonesia sesuai dengan misinya, termasuk untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Menko Airlangga menjelaskan, pada intinya seluruh strategi dan kebijakan Pemerintah berhasil memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia dan mengendalikan pandemi Covid-19 di 2020. Perbaikan didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat, aktivitas produksi, dan kepercayaan masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi dengan protokol kesehatan 3M.

“Tentunya rencana pelaksanaan vaksinasi massal di tahun 2021 juga akan memberikan sentimen positif untuk perekonomian di tahun depan. Namun, kita tetap perlu mencermati risiko peningkatan kasus Covid-19 yang muncul dari varian virus Corona yang baru. Marilah kita jaga semangat untuk tetap melewati pandemi ini dengan selamat,” tutupnya.[]

Berita terkait
Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari UNNES
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang UNNES.
Airlangga: UGM Berperan Penting Tingkatkan Kualitas SDM RI
Menko Airlangga menjelaskan Makna peringatan Nitilaku untuk mengingat kembali awal mula lahirnya UGM yang berperan meningkatkan kualiatas SDM RI.
Airlangga: Jepang & AS Komitmen Investasi di RI US$ 2 Miliar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Amerika Serikat dan Jepang telah berkomitmen investasi US$ 2 miliar.
0
Fitur Message Reaction WhatsApp, Kini Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
Ya, di dalam fitur WhatsApp Reaction ini ada 6 emoji yang bisa Anda manfaatkan untuk memberikan tanggapan pada sebuah obrolan.