TAGAR.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan konsumsi rumah tangga masih menyumbang 50% dari ekonomi Indonesia.
Airlangga mengatakan konsumsi rumah tangga ini diharapkan tumbuh di atas 5% dan daya beli masyarakat tetap kuat. Terbukti, Indeks Keyakinan Konsumen mencapai 125,9 pada November 2024.
"Dan tentunya ini sejalan dengan data yang kita dapat dari Nielsen, masyarakat masih kuat berbelanja dengan consumer spending 1,7% (November)," ungkap Airlangga, dalam Konferensi Pers: Paket Stimulus Ekonomi untuk Kesejahteraan, Senin, 16 Desember 2024.
Sebagai catatan, pertumbuhan belanja konsumen 1,7% mencapai Rp 256,5 triliun per November 2024. Dengan rincian belanja terbanyak untuk segmen barang tahan lama dan barang teknologi yang tumbuh hingga 4,3%, disusul Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) sebesar 1,1%.
"FMCG itu 1,1% tumbuh, yang satu lagi teknologi, konsumen yang barang digital termasuk HP dan digital 4,3%," papar Airlangga.
Untuk menjaga daya beli ini tetap kuat, Airlangga menegaskan pemerintah memutuskan untuk menerapkan PPN 12% hanya untuk barang mewah. Kemudian, Airlangga menegaskan pemerintah tetap memberikan PPN DTP bagi rumah dan kendaraan bermotor.
"Kemudian stimulus ini untuk menjaga daya beli masyarakat dan secara khusus gula industri, menopang industri penopang makanan dan minuman yang perannya terhadap industri pengolahan cukup tinggi 36%. Ini cukup tinggi juga tetap 11%(PPN)," kata Airlangga.
Lalu, bagi masyarakat tidak mampu, pemerintah tetap memberikan bantuan pangan dan beras. Bantuan ini untuk masyarakat di desil I dan desil II dengan besaran 10 kilogram per bulan.
Tidak hanya itu, pemerintah juga menetapkan kebijakan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga, dimana rumah tangga daya listrik terpasang di bawah 2.200 VA diberikan biaya diskon 50% selama 2 bulan. []