Ma'ruf Amin Mau Ulama Tak Sebut Konspirasi Covid-19

Wakil Presiden Maruf Amin mengingatkan para ulama untuk tidak menganggap remeh Covid-19, apalagi sampai menganggap sebagai konspirasi dan rekayasa
Wakil Presiden terpilih KH Maruf Amin memberikan sambutan pada acara peluncuran buku "The Maruf Amin Way" di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. (Foto: Antara/Rivan Awal Lingga)

Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan para ulama untuk tidak menganggap remeh Covid-19, apalagi sampai menganggap pandemik tersebut merupakan rekayasa atau konspirasi dari kelompok elite tertentu. 

Jangan ada di antara kita yang kemudian mempersoalkan apakah ini konspirasi atau rekayasa.

Hal itu disampaikan langsung oleh Ma'ruf Amin usai makan siang bersama para ulama dan perwakilan pengurus organisasi masyarakat (ormas) Islam di Istana Wapres Jakarta, Jumat, 17 Juli 2020. 

"Saya harap jangan ada yang menganggap ini tidak berbahaya. Bahaya ini sudah jelas, sudah diyakini dan itu sudah menimpa seluruh dunia, termasuk kita. Jangan ada di antara kita yang kemudian mempersoalkan apakah ini konspirasi atau rekayasa," kata Ma'ruf.

Baca juga:  Jokowi, Kepala Daerah, dan Sanksi Kearifan Lokal

Dia meminta para pemuka agama dan ulama harus mementingkan keselamatan umatnya, khususnya di masa pandemik dengan menyerukan pentingnya mematuhi protokol kesehatan untuk meminimalkan penyebaran Covid-19. 

"Yang kita hadapi sekarang adalah menyelamatkan umat atau himayatul ummah dari dharar pandemik ini. Tugas ulama itu kan dua, membangun kemaslahatan dan kemanfaatan, nah sekarang kita sedang dihadapkan pada bahaya Covid-19 ini," tuturnya. 

Ma'ruf mengatakan angka kenaikan penyebaran dan penderita Covid-19 di Indonesia terus meningkat karena masyarakat tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. 

Padahal, protokol kesehatan itu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Megawati: Indonesia Kaya Raya, Jokowi Jangan Takut

Dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan tersebut, kata Ma'ruf, maka fase pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dapat segera diakhiri dan menuju masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). 

"Semula memang kita melihat ada penurunan. Oleh karena itu, pemberlakuan apa yang dulu kita sebut new normal dan sekarang adaptasi kebiasaan baru, itu untuk menangani masalah ini. Kenapa ini masih naik? Karena kurang disiplinnya masyarakat dalam menaati protokol kesehatan," ujarnya. 

Oleh karena itu, Wapres Ma'ruf Amin meminta para ulama dan pemuka agama untuk terus mengingatkan umatnya agar mematuhi protokol kesehatan. Dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik, rajin mencuci tangan dengan sabun dan menjaga kebersihan, maka rantai penyebaran Covid-19 dapat diputus sembari menunggu vaksin dan obat untuk virus corona diproduksi. []

Berita terkait
PDIP Pilih Anak Jokowi, Gibran: Terima Kasih FX Rudy
Hubungan Jokowi dan Rudy dikabarkan sempat merenggang akibat Gibran. Selain sama-sama kader PDIP, Jokowi-Rudi pernah bersama memimpin Kota Solo.
PKS Tuding Gibran Maju Wali Kota Manfaatkan Jokowi
PKS menyebut majunya Gibran Rakabuming dalam kontestasi Pilwalkot Solo hanya memanfaatkan sang ayah, Presiden Joko Widodo.
Jokowi Minta Menteri Basuki Pulihkan Lokasi Banjir
Jokowi memerintahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk meninjau langsung dan memulihkan lokasi banjir bandang di Masamba Sulawesi Selatan.