Makna di Balik Merah Putih Raksasa di Kulon Progo

Bendara Merah Putih ukuran besar terbentang di Puncak Widosari Kulon Progo, Yogyakarta. Ada makna di dalamnya.
Pembentangan bendera sepanjang 75 meter di puncak Widosari, Kulon Progo, Yogyakarta. (Foto: ist/Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-75 di Kabupaten Kulon Progo, berlangsung di sejumlah tempat dengan caranya masing-masing. Salah satu yang menarik adalah upacara di Puncak Widosari di Kalurahan Ngargosari, Kapanewon, Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo, Joko Mursito mengatakan, melalui kegiatan upacara di puncak Widosari tersebut, pihaknya berupaya berbaur ke tengah masyarakat untuk membersamai mereka. Tidak hanya itu, kegiatan tersebut juga merupakan upaya untuk mengingatkan masyarakat khususnya pengelola wisata agar tetap menerapkan protokol kesehatan

"Kami sekaligus mengingatkan agar tetap menjaga jarak, memakai masker dan tetap mencuci tangan," ujar Joko Mursito, di Ngargosari, Senin 17 Agustus 2020.

Joko menjelaskan, upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-75 tersebut sangat unik, karena dibentangkan bendera berukuran besar yakni sepanjang 75 meter dengan lebar 4,5 meter. Panjang 75 meter melambangkan usia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sudah menginjak 75 tahun.

Kami sekaligus mengingatkan agar tetap menjaga jarak, memakai masker dan tetap mencuci tangan.

Sementara lebar bendera yaitu 4,5 meter melambangkan tahun 1945 yang merupakan tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Bendera tersebut kemudian dibalutkan di Puncak Widosari oleh tim. "Lebar 4,5 meter itu melambangkan 45 atau kemerdekaan di tahun 1945," tuturnya.

Joko menuturkan, kegiatan tersebut harapannya bisa menginspirasi destinasi wisata lain di Kulon Progo agar mampu bangkit pariwisatanya namun tetap tidak meninggalkan protokol kesehatan Covid-19.

Dia menambahkan, upacara tersebut juga sekaligus sebagai realisasi dari sambang gunung yang merupakan program Sambanggo. Gerakan Sambanggo merupakan singkatan dari Sambang Kulon Progo yang tujuannya mengajak masyarakat berwisata di Kulon Progo tanpa meninggalkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sambanggo, bisa berarti Sambang Kulon Progo atau juga Sambang Monggo. Didalamnya, ada tiga hal yaitu Sambang Gisik atau menengok destinasi wisata sepanjang pantai. Ada juga Sambang Gawe, yang berartu menengok industri kreatif dan terakhir adalah Sambang Gunung yang bertujuan untuk menengok destinasi wisata di perbukitan dan pegunungan.

"Dalam pelaksanaannya, masyarakat yang berkunjung ke tempat wisata tetap wajib mematuhi protokol kesehatan. Pengelola wisata, yang juga harus tetap mematuhi protokol kesehatan," tutur Joko.

Bupati Kulon Progo Sutedjo mengatakan, upacara peringatan HUT RI Ke-75 di Kabupaten Kulon Progo dirasakan lebih bermakna. Hal ini dikarenakan kemerdekaan diperoleh dengan tumpah darah para pejuang. Oleh sebab itu, kemerdekaan tersebut harus dimaknai dengan mengambil kesempatan untuk maju menjadi lebih baik. "Hal ini merupakan bentuk penghargaan pada para pejuang," ungkapnya. []

Berita terkait
Cantelan Merah Putih, Wujud Kepedulian Warga Sleman
Warga Sleman, Yogyakarta mencantelkan makanan yang bisa diambil secara gratis. Kegiatan ini wujud kepedulian bagi warga terdampak corona.
HUT RI, Dandim Yogyakarta Ajak Warga Tetap Berperang
Dandim 0734/Yogyakarta Kolonel Arm Tejo Widhuro mengajak warga untuk terus berperang dalam rangka turut mengisi kemerdekaan.
HUT RI di Mata Mantan Napi Bom Bali Asal Yogyakarta
Jack Harun, mantan napi teroris Bom Bali I, asal Kulon Progo, Yogyakarta, berbagi kisah saat HUT RI ke-75 ini. Berikut kisahnya.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.