Jakarta - Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai, teguran Perdana Menteri Republik Vanuatu Bob Loughman terkait pelanggaran HAM di Papua Barat dalam Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak akan didengar di kawasan Pasifik.
"Saya pikir teguran dari negara-negara tersebut tidaklah terlalu signifikan. Kalau dilihat dari geopolitik, khususnya Oseania, hanya suara dari Australia atau Selandia Baru yang bisa mempengaruhi suara mayoritas negara-negara Pasifik Selatan," ujar Wasisto kepada Tagar, Senin, 28 September 2020.
Kalau kedua negara itu, khususnya Australia tidak bicara soal Papua di forum regional, saya pikir isu Papua tak akan diamini secara mayoritas di kawasan Pasifik
Dia menilai, selain Australia dan Selandia Baru, suara dari negara-negara lainnya yang berada di kawasan Oseania akan terdengar sumbang.
"Kalau kedua negara itu, khususnya Australia tidak bicara soal Papua di forum regional, saya pikir isu Papua tak akan diamini secara mayoritas di kawasan Pasifik," ucapnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Republik Vanuatu Bob Loughman mendapat tamparan keras dari Diplomat perwakilan Indonesia, Silvany Austin Pasaribu di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB.
Pasalnya, Bob Loughman mencoba menceramahi Indonesia soal pelanggaran HAM di Papua Barat. Dia beranggapan, komunitas internasional seakan tak peduli dengan persoalan tersebut.
Indonesia melalui Silvany kemudian memakai hak jawabnya untuk membungkam Vanuatu. Dia menilai, tudingan yang dilontarkan Vanuatu terhadap Indonesia terlalu berlebihan. Lantas, ia pun meminta negara itu terlebih dahulu memahami Piagam PBB sebelum berbicara mengenai isu HAM di Tanah Air.
- Baca juga: Bicara Papua, Silvany Pasaribu Bungkam Vanuatu di Sidang PBB
- Baca juga: Vanuatu Singgung HAM di Papua, LIPI: Perlu Ada Tindak Lanjut
"Saya bingung, bagaimana bisa sebuah negara berusaha mengajari negara lain, tapi tidak mengindahkan dan memahami keseluruhan prinsip fundamental Piagam PBB," kata, Silvany Pasaribu dalam pidatonya di akun Youtube PBB, Minggu, 27 September 2020. []