Mahasiswa Stisip Tuntut Pemkot Sosialisasi Tangerang Live

Minimnya penggunaan aplikasi Tangerang Live sebagai layanan adminstrasi online disebabkan karena kurangnya sosialisasi dari Pemkot Tangerang.
Sosialisasi aplikasi Tangerang Live kepada masyarakat oleh mahasiswa Stisip Yuppentek Tangerang. (Foto: Tagar/Mauladi Fachrian)

Tangerang - Aplikasi berbasis online milik Kota Tangerang yakni Tangerang Live yang berfungsi sebagai media pelayanan online dinilai masih minim sosialisasi. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya.

Menurut riset mahasiswa Stisip Yuppentek Tangerang selama menjalani masa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kecamatan Jatiuwung, alasan tepat terhadap minimnya pengetahuan masyarakat terhadap aplikasi Tangerang Live karena minim sosialisasi yang dilakukan oleh Pemkot Tangerang.

Kami mulai dari pengenalan aplikasi, kegunaannya, menu-menunya, kemudian pelayanannya. Responsnya cukup positif.

"Secara umum, masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui secara jelas apa kegunaan dari Tangerang Live. Harusnya, kalaupun tidak ada SDM pendamping, media kampanye berupa brosur atau spanduk bisa lebih digalakkan, agar masyarakat mengenal Aplikasi Tangerang Live," kata Hairul Anwar usai penutupan KKL di Kecamatan Jatiuwung kepada Tagar, Jumat 2 Oktober 2020.

Bahkan, kata Hairul, masyarakat tidak ada yang menyadari bahwa di dalam aplikasi Tangerang Live menyimpan segala kebutuhan masyarakat. Misalnya, untuk melihat hasil rapot sekolah, atau juga mengurus sejumlah keperluan administrasi kependudukan, dan lain sebagainya.

Hairul mengatakan, ketika kelompoknya melakukan sosialisasi Tangerang Live pada masyarakat, responsnya baik. Bahkan saat sosialisasi, masyarakat langsung dituntun untuk mengunduh dan mempraktekannya langsung.

"Di aplikasi tersebut ada menu yang namanya pangkas. Saat itu masyarakat langsung mencoba mengajukan surat pengantar dan hasilnya menurut masyarakat sangat membantu (cepat)," ucap Hairul.

Meretas minimnya sosialisasi Tangerang Live, mahasiswa Stisip Yuppentek melakukan kampanye secara door to door dan menjelaskan secara rinci apa yang ada di dalam Tangerang Live.

"Kami mulai dari pengenalan aplikasi, kegunaannya, menu-menunya, kemudian pelayanannya. Responsnya cukup positif," kata dia.

Selain mengedukasi, mahasiswa juga memberi target kepada setiap rumah agar melakukan pengunduhan aplikasi Tangerang Live minimal satu anggota keluarga wajib memilikinya. Pasalnya, satu aplikasi bisa digunakan untuk keperluan banyak orang.

"Dari masing-masing kelompok, jumlah pengunduhan yang dihasilkan angkanya relatif, ada yang 20, 30, ada juga yang 50 unduhan," ucapnya.

Atas minimnya sosialisasi dan pentingnya kegunaan aplikasi Tangerang Live, Mahasiswa meminta kepada Pemkot Tangerang untuk lebih serius dan fokus apabila ingin memaksimalkan pelayanan digital tersebut.

"Ke depan, sosialisasi harus lebih gencar lagi, media kampanye manual seperti brosur, dan spanduk harus lebih banyak. Ditambah lagi dengan edukasi dari setiap pengurus di tingkat Rukun Tetangga (RT)," kata Hairul.[]

Berita terkait
Transparansi Dana Covid-19 Kota Tangerang Hanya di Kulit Saja
Meskipun Pemkot Tangerang sudah berkoordinasi dengan BPKP dan BPK dalam hal anggaran Covid-19, tetap belum menyasar pada prinsip transparansi.
DPRD Kabupaten Tangerang Ketok Palu Perda APBD Perubahan
DPRD Kabupaten Tangerang ketok palu Pengesahan Rancangan Peraturan Daerah APBD Perubahan Tahun 2020.
Wali Kota Arief Kena Lapor Truth ke Polres Tangerang
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah dilaporkan Tangerang Public Transparancy Watch (Truth) ke Polres Metro Kota Tangerang.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.