Longsor di Danau Maninjau, 17 Warga Agam Mengungsi

Longsor melanda kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam. Belasan warga terpaksa mengungsi.
Masyarakat bersama tim BPDB Agam membersihkan material longsor yang menutup badan jalan. (Foto: Tagar/Rifa Yanas)

Agam - Kawasan pemukiman penduduk di bibir Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali diterjang longsor, Rabu, 3 Juni 2020 malam. Bencana tanah longsor ini dipicu akibat daerah itu dilanda curah hujan yang cukup tinggi.

Pembersihan masih terus berlangsung. Jalan baru dapat dilewati kendaraan roda dua sekitar pukul 10.15 WIB.

Akibat kejadian itu, 17 jiwa terpaksa mengungsi. Dua unit rumah rusak berat dan tiga unit rumah lainnya mengalami rusak ringan. Titik longsor berada di Jorong Pantas, Nagari Tanjungsani, Kecamatan Tanjung Raya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Syafrizal dalam menyebutkan material longsor menutupi akses jalan sepanjang 100 meter dengan ketinggian 40-70 sentimeter. Hingga Kamis, 4 Juni 2020 pagi, tim siaga bencana dibantu masyarakat setempat masih bahu-membahu membersihkan lokasi.

"Pembersihan masih terus berlangsung. Jalan baru dapat dilewati kendaraan roda dua sekitar pukul 10.15 WIB," katanya.

Dari catatan Tagar, kawasan ini telah beberapa kali dilanda kejadian serupa. Pada Jumat 24 April 2020, di Jorong Galapuang, Nagari Tanjungsani, tanah longsor bahkan menimbun sebuah pondok warga. Material longsor berpadu bebatuan perbukitan menutupi akses jalan sepanjng 30 meter dengan ketinggian 50 sentimeter.

"Saat itu material longsor juga berakibat tersumbatnya aliran irigasi banda kalumpang sehingga air melimpah ke jalan,” kata Lukman Syahputra, Staf Pusdalops BPBD Agam.

Terparah, banjir bandang melanda kawasan ini akhir 2019. Puluhan rumah rusak, sarana pendidikan dan rumah ibadah juga dimasuki lumpur. Pemerintah Kabupaten Agam bahkan menetapkan status gawat darurat hingga 15 hari.

Berbagai upaya telah dilakukan sejumlah pihak untuk meminimalisir korban saat bencana alam di daerah itu kembali melanda. Misalnya, jajaran TNI dari Kodim 0304 Agam menanam 300 bibit akar wangi untuk mencegah erosi di kaki perbukitan.

Bahkan, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat berkunjung ke lokasi itu telah meminta agar warga bersedia direlokasi. "Salah satu solusi jangka panjang, warga yang masih tinggal di daerah perbukitan dan tepi sungai agar segera pindah ke tempat yang lebih aman sehingga kejadian serupa tak terulang," katanya kala itu.

Bupati Agam Indra Catri juga mengakui wilayah pemerintahannya menjadi langganan bencana. Menurutnya, seluruh kecamatan merupakan daerah berpotensi bencana. Ketika terjadi cuaca ekstrem, kata Indra Catri, berbagai jenis bencana alam rentan menimpa, seperti banjir, tanah longsor, abrasi pantai maupun angin puting beliung.

Khusus untuk warga di Jorong Galapung Nagari Tanjungsani sebagai kawasan zona merah, Indra Catri menyatakan pihaknya telah menyediakan lahan untuk merelokasi warga ke tanah milik pemerintah daerah di Dama Gadang.

"Kami memiliki lahan sekitar 8 hektare di Dama Gadang, dan siap untuk digunakan bagi warga yang terkena banjir bandang. Masyarakat tetap dapat menggunakan lahan yang terkena longsor untuk berkebun," tuturnya.[]



Berita terkait
Bupati dan Sekda Agam Diperiksa Polisi Kasus UU ITE
Polisi memeriksa 13 saksi pelanggaran UUU ITE, yakni ujaran kebencian yang melibatkan Bupati Agam Indra Catri dan Sekda Martias Wanto.
Banjir Bandang di Kabupaten Agam, 80 Warga Mengungsi
BPBD Kabupaten Agam melakukan evakuasi terhadap 80 warga yang terkena dampak banjir bandang yang terjadi Rabu 20 November 2019.
Pedagang Rokok di Kabupaten Agam Positif Covid-19
Pedagang Rokok berinisial J tersebut sebelumnya pernah kontak dengan pasien positif Covid-19 di Kota Payakumbuh Sumatera Barat.