Jakarta - Kemenangan Liverpool atas Wolverhampton Wanderers menyisakan kontroversi. Bila tidak mendapat 'bantuan' dari VAR di pertandingan Liga Premier Inggris di Stadion Anfield, Senin 30 Desember 2019 dini hari WIB, Liverpool gagal menang 1-0 atas Wolves. Satu-satunya gol yang diciptakan Sadio Mane seharusnya dianulir karena bek Virgil van Dijk sempat menyentuh bola.
Insiden pelanggaran yang dilakukan Van Dijk sepertinya luput dari pengamatan wasit Anthony Taylor. Pasalnya, dia justru terfokus pada upaya gelandang Adam Lallana yang tengah menguasai bola umpan dari Van Dijk sebelum menyodorkannya kepada Mane.
Saat itu, Taylor menilai Lallana melakukan pelanggaran karena menyentuh bola saat menguasai bola. Namun saat insiden itu ditinjau VAR, Lallana dianggap tidak melakukan pelanggaran. Bola mengenai bahunya dan bukan lengan. Gol yang tercipta di menit 42 itu pun disahkan.
Jadi, gol itu seharusnya dianulir. Dia menyentuh bola
Hanya sebelum terjadinya gol, Van Dijk sudah melakukan pelanggaran. Bek asal Belanda ini sengaja menggunakan tangan kanannya untuk menguasai bola.
Asisten wasit di laga itu sempat menyaksikan insiden itu. Ironisnya, dia membiarkannya karena dianggap tak memberi pengaruh di pertandingan. Kenyataannya, dari insiden yang dibiarkan itu merupakan bagian dari proses terciptanya gol Liverpool.
Mantan wasit Liga Premier, Mark Halsey, tegas menyatakan bila tindakan Van Dijk itu merupakan pelanggaran. Bahkan menurut dia, gol Mane seharusnya tidak disahkan.
"Itu handball meski sepertinya tidak disengaja. Dan, bola dari Van Dijk mengantarkan terciptanya gol. Jadi, gol itu seharusnya dianulir. Dia menyentuh bola," kata Halsey seperti dikutip The Sun.
Menurut dia, alasan wasit membiarkan insiden itu karena tidak berpengaruh di pertandingan sesungguhnya tidak bisa diterima. Terbukti, gol yang tercipta di pertandingan itu berawal dari umpan Van Dijk setelah menguasai bola dengan tangannya.
Liverpool Diuntungkan Karena VAR Batalkan Gol Neto
Liverpool tidak hanya diuntungkan VAR yang mengesahkan gol Mane. VAR pula yang membatalkan gol Neto yang menyamakan skor menjelang akhir babak pertama. Dari tinjauan VAR, Joao Moutinho dianggap dalam posisi offside sebelum menyodorkan bola kepada Neto.
Lebih ironis lagi, Moutinho ternyata dianggap offside hanya gara-gara sepatunya berjarak beberapa milimeter saja dari pemain terakhir Liverpool. Keputusan VAR membuat pemain Wolves mengajukan protes kepada wasit. Mereka jelas terpukul karena sudah merayakan gol Neto yang menyamakan skor.
Kasus gol yang dianulir VAR sempat menjadi lelucon dan memunculkan tagar #LiVARpool di media sosial. Tagar itu sempat menjadi trending di Twitter. Suporter menilai pimpinan klasemen Liga Premier ini banyak dibantu VAR.
Bahkan seorang yang mengaku suporter Liverpool menyebut bila pertandingan itu seharusnya berakhir imbang. Dia lebih menyoroti gol Neto ketimbang pelanggaran Van Dijk.
"Meski sebagai fan Liverpool, skor seharusnya 1-1." Demikian ciutan di akun Twitter.
Sementara, Philippe melalui akunnya @phillipesworld menulis, "Lagi LiVARpool."
Bahkan suporter melalui medsos menyebut pertandingan sudah tidak menarik lagi. Menurut Phil McNulty lewat akunnya @philmcnulty, pertandingan membuat siapa pun tak berani lagi langsung merayakan gol yang tercipta.
Dia mengritik karena dengan adanya VAR, semua yang berada di stadion terpaksa menunggu apakah merayakan gol atau tidak. Gara-garanya, VAR masih sibuk menilai ini gol atau tidak, ini handball atau tidak. Buntutnya kegairahan menyaksikan pertandingan sepak bola menjadi surut.
Kemenangan itu sendiri menjadikan Liverpool menutup tahun ini tanpa pernah kalah di kompetisi Liga Premier. Mereka juga mengukuhkan posisinya di puncak klasemen dengan poin 55. Unggul 13 poin dengan pesaing terdekat, Leicester City, tampaknya Liverpool tinggal menunggu waktu meraih titel juara liga. []