Limbah Mengandung Amoniak Masuk ke Sungai BKB

Ditemukan kandungan bahan berbahaya di air Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) sekitar lokasi pembuangan limbah di bantaran sungai.
Ratusan limbah padat berbentuk drum berserakan di bantaran Sungai BKB, Semarang. Kandungan kimia amoiniak dari limbah tersebut sudah mulai bercampur ke air sungai. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang – Ditemukan kandungan bahan berbahaya di air Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) sekitar lokasi pembuangan limbah di bantaran sungai wilayah Kelurahan Mayaran, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah. Senyawa kimia tersebut adalah amoniak.

"Kami sudah mengambil sampel air sungai di sekitar lokasi pembuangan limbah. Hasil pengecekan mengandung amoniak," tutur Kepala Bagian Produksi PDAM Tirta Moedal, Harimurni Selasa 9 Juli 2019.

Amoniak dari limbah padat berbentuk drum itu mulai bercampur ke air sungai yang menjadi air baku Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal. Kandungannya saat ini mendekati ambang batas normal untuk ukuran air baku.

"Masih batas wajar kandungan amoniaknya, sekitar 0,34 mg/ liter. Ambang batas maksimal sesuai PP 82 Tahun 2001 yakni 0,5 mg/liter," jelas dia.

Meski tergolong masih normal namun Harimurni meminta agar limbah padat tidak berlama di lokasi sekarang. Sebab tak lama lagi musim hujan datang. Saat hujan turun maka potensi amoniak yang larut ke air sungai dipastikan lebih besar.

Secara fisik limbah ini mirip minyak jenuh yang padat, saat kena tangan terasa gatal di kulit

"Saat ini saja bahan kimia limbah itu sudah masuk ke air sungai. Apalagi jika nanti hujan turun, kadar amoniak yang turun dan larut ke air sungai bertambah," ujarnya.

Karenanya PDAM Tirta Moedal Kota Semarang meminta pihak terkait segera memindahkan limbah padat berbentuk drum dari bantaran Sungai BKB. Sebab potensi pencemaran air sangat besar lantaran sejumlah limbah hanya berjarak beberapa meter dari bibir sungai.

Ditambahkan, selain uji sampel, secara fisik ada dampak tertentu ketika terjadi kontak antara limbah dengan tubuh manusia.

"Secara fisik limbah ini mirip minyak jenuh yang padat, saat kena tangan terasa gatal di kulit," sebutnya.

Sementara untuk kandungan kimia lain, pihak PDAM belum mengetahui persis. Harus dilakukan uji laboratorium kembali secara komprehensif di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang.

DLH diharapkan segera bertindak mengingat ada kemungkinan kandungan bahan berbahaya dan beracun (B3) lainnya.

"Saat ini kami menunggu uji laboratorium DLH. Kami juga meminta limbah diisolasi agar tidak menyebar atau turun ke sungai. Bila perlu dipindah ke lokasi semestinya yang lebih aman dari masyarakat dan lingkungan," katanya.

Sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang, menemukan ratusan limbah padat yang sengaja dibuang di bantaran Sungai BKB Senin 8 Juli 2019.

Belum jelas siapa pembuang limbah kimia berbentuk drum yang dikhawatirkan dapat mencemari air sungai tersebut.

"Ada laporan dari masyarakat, kami tindak lanjuti dan benar ada ratusan limbah padat berbentuk drum di sekitar sini," ujar Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto.

Lokasi pembuangan limbah berada di sebuah tanah kosong, di samping Sungai BKB, masuk wilayah RT 9 RW 1 Kelurahan Mayaran, Kecamatan Semarang Barat itu. Area tersebut berada tak jauh dari belakang Kantor Kelurahan Ngemplak Simongan.

Siapa pemilik limbah masih misterius. Satpol PP dan pihak berwajib setempat tengah melacak pemilik sekaligus pelaku pembuangan.

"Jika hasil uji laboratorium menyatakan limbah kimia berbahaya, kami akan bawa ke jalur hukum agar dikenai sanksi berat karena ini bisa mencemari air baku yang dikonsumsi warga Semarang," tegas Fajar. []

Baca juga:


Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.