Magelang - Kabupaten Magelang punya segudang peninggalan sejarah. Terbaru, lima benda dengan nilai sejarah tinggi ditemukan di sekitar Candi Borobudur. Lima situs tersebut diproyeksikan mampu menyaingi performa Candi Borobudur sehingga bisa memecah konsentrasi kunjungan wisata.
Sewa lahan situs dan pemagaran juga telah dilaksanakan sebagai langkah awal pengamanan dan penataan situs-situs tersebut.
Berdasarkan data di BKB ada beberapa situs yang tersebar di kawasan Borobudur. Yakni situs Candi Borobudur, situs Candi Mendut, situs Candi Pawon, situs Candi Ngawen, Yoni Brongsongan, Candi Dipan, Candi Bowongan, Candi Samberan, Yoni di Plandi, dan lokasi makam Belanda atau Kerkhoff Bojong.
"Selain Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon yang sudah dikelola dengan baik, BKB juga memfokuskan kegiatan untuk penyelamatan dan pengamanan di lima situs, yakni Dipan, Brongsongan, Samberan, Bowongan, dan Plandi," kata Kepala Seksi Konservasi BKB Yudi Suhartono, Minggu, 23 Februari 2020.
Yudi menyebutkan, pada akhir tahun 2019 telah dilaksanakan ekskavasi penyelamatan kelima situs tersebut dengan tujuan mendata bentuk dan material dari masing-masing situs. "Sewa lahan situs dan pemagaran juga telah dilaksanakan sebagai langkah awal pengamanan dan penataan situs-situs tersebut," tutur dia.
Pemantauan yang dilakukan merupakan bagian dari monitoring kawasan cagar budaya Borobudur yang bertujuan untuk mengamati dan memantau aktivitas berkaitan dengan kondisi keterawatan situs, perubahan lahan, dan bentang pandang, serta fasad bangunan tradisional.
"Keluaran monitoring ini berupa catatan dan rekomendasi yang akan diberikan kepada pihak yang berwenang terutama kepada pihak yang terkait dengan penataan kawasan di kawasan cagar budaya Borobudur. Karena pengelolaan dan wewenang di wilayah zona 3 dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magelang," ucapnya.
Sejauh ini, Candi Borobudur menjadi salah satu ikon wisata kebanggan Indonesia yang tentu saja menarik kunjungan wisatawan dengan angka yang cukup besar. Hal tersebut membawa dampak positif dan negatif, utamanya bagi kelestarian bangunan candi Buddha terbesar di dunia tersebut.
"Kerentanan terhadap dampak negatif tingkat kunjungan tersebut dapat diminimalkan dengan visitor management yang efektif untuk mengatur dan memecah pengunjung agar tidak hanya terkonsentrasi di area Candi Borobudur saja," ungkapnya.
Selain siap mendampingi dan memecah kunjungan ke Candi Borobudur, keberadaan situs itu kelak diharapkan menjadi pemicu munculnya pemberdayaan masyarakat berbasis seni, budaya, dan ekonomi. Sehingga otomatis akan meningkatkan kesejahteraan warga sekitar.
"Serta upaya pelestarian Candi Borobudur sampai seribu tahun atau lebih agar dapat diwariskan kepada generasi di masa depan," ujar dia. []
Baca juga:
- Kondisi Lalu Lintas Pengaruhi Pariwisata di Magelang
- Di Magelang Ada Kompetisi Merakit Robot Tingkat SMP
- Ruwat Borobudur, Cara Magelang Rawat Warisan Dunia