Jakarta - Merienda merupakan istilah bagi masyarakat Filipina untuk menyebut cemilan. Biasanya disantap pada siang atau sore hari. Jika disajikan menjelang makan malam, biasa disebut merienda cena.
Variasi merienda beragam dan unik, terutama yang dijajakan di kaki lima. Ada beberapa yang memiliki kesamaan dengan kuliner Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Namun, ada pula yang termasuk ekstrem seperti embrio bebek rebus dan darah ayam panggang.
Berikut Tagar rangkumkan dari berbagai sumber lima merienda Filipina yang unik dan mengugah selera.
1. Betamax
Jajanan kaki lima bernama betamax ini terbuat dari darah ayam yang dibekukan. Bentuknya pipih, persegi panjang, dan berwarna hitam mirip dengan kepingan kaset rekaman di tahun 90-an.
Penyajiannya dengan darah ayam beku dipotong kotak-kotak, ditusuk dengan lidi yang terbuat dari bambu. Kemudian dipanggang di atas arang. Meskipun agak menjijikkan, rasanya seperti daging ayam.
2. Taho
Taho merupakan minuman segar yang terbuat dari tahu sutera. Semakin nikmat, panganan ini disajikan ketika sedang hangat-hangatnya di waktu sore hari.
Penjual taho biasanya menjajakan dagangannya dengan pikulan. Penyajian sederhana, potongan tahu sutera disajikan dalam gelas besar, kemudian ditaburi mutiara yang terbuat dari tepung sagu, dan disiram sirup gula merah.
3. Isaw atau Esaw
Isaw adalah sebutan untuk sate usus. Sebelum diracik, usus ayam terlebih dahulu dicuci dan dibersihkan. Setelah itu baru direbus untuk menghilangkan bakteri yang menempel.
Biasanya orang Filipina menyajikannya bersama saus pedas atau manis. Terkadang ada yang menyantapnya dengan siraman cuka.
4. Binatog
Binatog merupakan jajanan tradisional, terbuat dari jagung pipil yang dikukus sampai berwarna putih, kemudian disajikan dengan parutan kelapa. Agar terasa lebih gurih dan manis ditaburi gula atau garam.
Kalau diperhatikan, Binatog terlihat mirip dengani bledhus, jajanan khas Jawa yang bisa ditemui di pasar-pasar tradisional.
5. Banana-Q
Banana-Q salah satu jajanan pinggir jalan yang mudah ditemui di Filipina pada sore hari. Terbuat dari pisang lokal yang disebut saba, dibalut dengan gula kemudian digoreng.
Penyajiannya menggunakan tusukan seperti barbeque, karena itu disebut Banana-Que. Kadang disajikan menggunakan potongan ubi sebagai pengganti pisang. Biasanya disantap oleh penduduk setempat pada sore menjelang malam. []