Jakarta - Meningitis tidak boleh dianggap remeh karena penyakit tersebut menyerang selaput otak dan sumsum tulang belakang penderitanya. Penyakit berbahaya ini disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur.
Meningitis dapat menular melalui droplet hingga sentuhan pada barang-barang yang telah terkontaminasi. Dilansir dari Verywellhealth, Ada beberapa faktor risiko seseorang dapat terserang atau tertular meningitis seperti:
1. Usia
Bayi yang baru lahir biasanya lebih mudah terserang meningitis karena belum menerima vaksin pencegah, seperti vaksin radang selaput otak. Selain itu, anak-anak dan lanjut usia dengan sistem imun dan kekebalan tubuh yang menurun juga berisiko terkena meningitis.
Sementara, meningitis yang disebabkan oleh virus dapat menyerang segala usia. Namun, anak-anak dengan usia di bawah 5 tahun atau mereka yang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik karena penyakit bawaan, tengah menjalani pengobatan hingga transplantasi organ berisiko lebih tinggi terserang meningitis.
Faktor pemicu meningitis pada bayi antara lain, bayi yang lahir dengan berat badan yang rendah dan prematur, ketuban pecah dini, infeksi pada ibu pada akhir kehamilan, malnutrisi, serta pemberian antibiotik yang tidak tepat.
Selain itu, meningitis juga dapat menular pada proses melahirkan. Penularan meningitis dari ibu kepada bayinya yang baru lahir sangat mungkin terjadi, apabila sang ibu memiliki infeksi pada saluran kelahiran yang dapat menyebabkan sang bayi tertular. Ibu hamil juga berisiko terinfeksi listeriosis. Penyakit yang disebabkan bakteri listeria bisa menimbulkan meningitis.
2. Sistem Imun
Orang dengan sistem imun dan kekebalan tubuh yang buruk sangat rentan terserang meningitis. Lemahnya imunitas tubuh dapat terjadi karena berbagai faktor seperti, kebiasaan merokok, mengonsumsi obat-obatan, jarang berolahraga, kurang asupan makanan bergizi, hingga penyakit-penyakit bawaan yang menyerang imun.
Ada beberapa penyakit dan perawatan yang dapat menyerang sistem imun seperti HIV/AIDS, infeksi sifilis, autoimun, kemoterapi, dan transplantasi organ atau sumsum tulang.
Salah satu bentuk meningitis yang sering ditemui pada penderita HIV/AIDS adalah meningitis kriptokokus. Jenis meningitis ini disebabkan oleh jamur.
3. Tinggal dengan Banyak Orang
Meningitis lebih mungkin tertular pada mereka yang tinggal bersama dengan jarak berdekatan. Terlebih jika mereka tinggal di dalam sebuah ruangan yang kecil dan sempit.
Beberapa tempat tersebut seperti, asrama mahasiswa, kelompok kemah, dan pusat penitipan anak, boarding school, barak, dan sebagainya.
Penularan meningitis juga akan lebih tinggi apabila mereka menggunakan peralatan dan barang-barang lainnya secara bersama-sama.
4. Hewan
Meningitis juga dapat menular melalui binatang yang membawa bakteri. Orang yang hidupnya dekat dengan hewan sangat rentan tertular bakteri listeria. Adapun orang yang rentan tertular meningitis melalui hewan adalah para pekerja kebun binatang dan peternak.
Selain itu, ada beberapa jenis parasit penyebab meningitis seperti Angiostrongylus cantonensis dan Baylisascaris procyonis. Parasit jenis ini berasal dari hewan-hewan seperti siput, ikan, dan unggas.
5. Wisatawan
Beberapa wisatawan yang kurang mempersiapkan perjalanan mereka dengan baik bisa rentan terserang bakteri Neisseria meningitidis. Salah satu wisatawan yang berisiko tertular bakteri tersebut yaitu mereka yang melakukan ibadah haji atau umrah.
Gejala yang timbul pada penderita meningitis berbeda-beda, tergantung dari usia penderitanya. Pada bayi dan balita misalnya, cenderung akan merasakan demam tinggi, mengantuk atau menangis, tidak aktif, pola makan buruk, lesu, tubuh dan leher terasa kaku, dan terdapat tonjolan di ubun-ubun kepala.
Sedangkan pada anak-anak dan orang dewasa biasanya akan mengalami sakit kepala disertai demam tinggi, leher kaku dan mual, sulit berkonsentrasi, sering mengantuk dan sulit bangun tidur, sensitif terhadap cahaya, nafsu makan berkurang, kejang, hingga timbul ruam di beberapa bagian kulit. []