Yogyakarta - Jumlah pengunjung Malioboro meningkat empat kali lipat dibanding hari-hari biasa selama libur panjang dan cuti Maulid Nabi Muhammad akhir Oktober 2020 ini. Malioboro memang sudah terkenal menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Kota Yogyakarta tersebut.
"Jika dibandingkan dengan harian, selama liburan ini (jumlah pengunjung) di Malioboro memang meningkat 3-4 kali lipat dibanding hari-hari biasa," jelas Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Minggu, 1 November 2020.
Bahkan untuk Kamis dan Jumat kemarin, kata Heroe, jumlah pengunjung mencapai 4.400 lebih yang tercatat dalam QR Code yang ada pada lima zona di kawasan Malioboro. Sedangkan pada hari-hari biasa dalam kawasan tersebut ada sekitar 1.000 hingga 2.000 lebih pengunjung.
Baca Juga:
"Semalam saat malam minggu mencapai puncaknya, tapi kami belum pegang data pastinya," imbuh pria yang juga Ketua Harian Penanggulangan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut.
Selama liburan ini, ungkap Heroe, tim Satgas Covid yang terdiri dari Jogoboro, Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP), Pamonhrpaaks PP, Dishub, Komunitas, Polri dan TNI terus mengkondisikan kawasan Malioboro. Hal ini terkait dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) di kawasan Malioboro terutama untuk memakai masker, menjaga jarak dan mengurai kerumunan.
Sebagian besar hanya diingatkan, tapi yang tidak pakai masker diminta tidak masuk ke Malioboro.
Para petugas pun yang bertugas di kawasan Malioboro kerap menemui pelanggaran seperti menggunakan masker tidak dengan benar dan tidak membawa masker. Bahkan, petugas dengan tegas beberapa kali melarang pengunjung masuk ke kawasan Malioboro lantaran tak membawa masker.
"Sebagian besar hanya diingatkan, tapi yang tidak pakai masker diminta tidak masuk ke Malioboro. Ya masih ada 3-4 orang yang tidak bawa masker, yang akibatnya diminta keluar dari Malioboro," paparnya.
Heroe mengakui, banyak jumlah wisatawan yang terpaksa mengurungkan rencana mereka untuk menginap di hotel-hotel yang berada di Kota Yogyakarta. Alasannya hotel di Kota Pelajar yang ada sudah penuh okupansinya selama libur panjang.
"Saya dapat laporan, semua hotel, baik melati, yang berbintang, maupun guest house sudah full. Mungkin sudah sebagian besar, totalnya 95 persen kamar penginapan itu terisi," tambah Heroe.
Baca Juga:
Lebih lanjut dia mengungkapkan penginapan di Kota Yogyakarta yang beroperasi selama libur panjang ini sejatinya sudah cukup banyak, mencapai 625 unit terdiri dari hotel berbintang, melati dan guest house. Namun, jumlah ini tetap belum cukup menampung animo wisatawan.
Kondisi tersebut membuat sejumlah wisatawan urung menginap di kota, lantaran kapasitasnya yang terbatas. "Sehingga, beberapa wisatawan ada yang menginap sampai di luar kota, tidak di Yogyakarta, karena di kota sudah full, penuh sampai hari Minggu ini," kata Heroe. []