Agam - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus berupaya memerangi wabah Covid-19. Selain menjaga jarak, masyarakat juga diminta mengubah pola konsumsi dengan menjauhi makanan instan.
Harus diganti dengan kebiasaan baru seperti phisycal distancing, memakai masker atau sejalan dengan protokol kesehatan.
“Jangan sampai kebiasaan mengkonsumsi makanan instan menimbulkan masalah baru seperti sakit perut atau gangguan pencernaan,” kata Bupati Agam Indra Catri, saat mengunjungi petani di Kecamatan Banuhampu, Rabu, 6 Mei 2020.
Menurut Indra, melawan Covid-19 berkaitan erat dengan budaya dan kebiasaan masyarakat. Budaya seperti suka berkumpul-kumpul yang melibatkan banyak orang, harus ditinggalkan sementara.
"Harus diganti dengan kebiasaan baru seperti phisycal distancing, memakai masker atau sejalan dengan protokol kesehatan. Bila tidak, maka PSBB yang membutuhkan pengorbanan banyak pihak, akan sia-sia,” katanya.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 Agam, Martias Wanto mengaku telah memberikan bantuan kepada warganya dengan beras berkualitas terbaik. Pihaknya juga mengklaim telah menyalurkan garam sebanyak 14 ton lebih beserta 11 ton sayur-sayuran dengan penerima sebanyak 35.951 KK.
"Kami juga sudah perintahkan wali nagari (kepala desa adat) agar membeli hasil panen segar milik petani lalu didistribusikan kepada warga yang membutuhkan secara gratis,” katanya.
Imbauan itu menyusul teridentifikasinya lima petugas medis sebagai pasien positif Covid-19 yang diumumkan Selasa, 5 Mei 2020 malam. Dengan tambahan itu, kini warga Agam yang terpapar virus korona berjumlah 9 orang.
"Hasil penelusuran kontak pasien sebelumnya, ada tambahan lima pasien baru positif Covid-19. Rinciannya 3 orang di Puskesmas Baso, satu bidan desa dan satu lagi petugas laboratorium Puskesmas Lubukbasung," kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Agam, Kasman Zaini. []