Semarang - Kabar meninggalnya Presiden RI ketiga Indonesia mengejutkan seluruh elemen dan anak bangsa di Tanah Air. Tak terkecuali pelaku usaha perhotelan di Semarang, Jawa Tengah.
“Saya yakin beliau khusnul khotimah,” ungkap General Manager Star Hotel Semarang Bambang Mintosih, kepada Tagar, Rabu malam 11 September.
Pria yang akrab disapa Benk Mintosih ini mendengar kabar duka itu usai salat Magrib. “Usai salat, lihat televisi ada informasi itu,” ujar dia. Mendengar meninggalnya BJ Habibie, Benk Mintosih langsung menginstruksikan manajemennya untuk mengibarkan bendera setengah tiang.
Beda di tempat-tempat lain, baik itu perkantoran pemerintah maupun hotel di Semarang. Pengibaran bendera tanda berduka tersebut dilakukan di dua titik strategis Star Hotel. Yakni di halaman depan hotel dan di lantai 30 atau di area skypool.
Pengibaran bendera setengah tiang di lantai tertinggi hotel tersebut cukup unik dan mengharukan. Berlatar belakang pemandangan cahaya Kota Semarang, Sang Saka dikibarkan di tonggak bambu di pinggir skypool, di tembok pembatas gedung hotel tertinggi di Jawa Tengah itu.
“Sebagai anak bangsa tentu kami sangat kehilangan salah satu putera terbaik bangsa ini, ujar Wakil Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah ini.
Rencana launching kuliner di area skypool, Rebo Gadon Angkringan Mas Angga, diputuskan untuk ditunda.
“Kami tunda launching-nya bulan depan. Karena situasi yang tidak pas, tidak patut kami gelar ketika ada suasana duka seperti ini,” terangnya.
Sebagai gantinya, acara launching kuliner di isi dengan doa bersama. Namun begitu, ragam makanan yang sudah tersaji tetap dipersilahkan untuk dinikmati oleh tamu undangan maupun tamu hotel yang hadir.
Secara pribadi, Benk mengaku sangat terkesan dengan kepribadian BJ Habibie. “Dibandingkan dengan kita, siapa kita dan apa yang telah kita berikan kepada negara. Tapi dengan segala hal yang telah diberikan beliau kepada bangsa dan negara ini, beliau masih tetap merendah, merasa kurang untuk negara,” bebernya.
Benk sendiri pernah bertemu dengan Habibie sekitar tiga tahun lalu. Kala itu, ia ikut kegiatan seminar kepemimpinan di masa mendatang. Hadir di kegiatan di Jakarta itu, kalangan pengusaha, komunitas anak muda dan beragam , organisasi kepemudaan.
“Materi yg disampaikan saat itu, untuk tidak membagikan informasi yang tidak benar meski saat itu belum booming istilah hoax. Beliau berpesan agar kita selalu berpikir positif, berkata positif itu, yang saya ingat,” kenangnya.
Bagi pegiat wisata di Semarang ini, tidak celah kejelekan dari pribadi seorang Habibie. “Sangat inspiratif. Selama ini low profile, merasa apa yang dimiliknya semata punya Tuhan. Sederhana, setia dan romantis dengan isterinya. Saya suka cara omongnya lugas, tidak ada yang membuat orang tersakiti. Tidak ada celah celah kejelekan dari perilakunya, nyaris tanpa bully,” imbuh dia. []
Baca juga:
- PT PAL Karya Nyata BJ Habibie di Surabaya
- BJ Habibie Sempat Memulihkan Krisis Moneter
- BJ Habibie Ingin Indonesia Menjadi Singa Dunia