Jakarta- Enam anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) tewas usai ditembak personel Polda Metro Jaya di jalan tol Jakarta-Cikampek saat bertugas mengawal Habib Rizieq Shihab (HRS).
Mengetahui itu, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Netty Prasetyani Aher mengaku prihatin dan menyesalkan terjadinya penembakan tersebut.
Saya meminta agar kasus ini dibuka dan diselesaikan dengan transparan. Ada banyak pertanyaan publik yang belum terjawab
"Aparat harus mengutamakan cara persuasif dalam penanganan setiap kejadian. Jika diukur sebagai ancaman, bukankah ada prosedur melumpuhkan tanpa harus menembak mati? Mereka toh tidak dalam pengejaran sebagai teroris. Ini pelanggaran HAM serius yang dapat merusak citra kepolisian," kata Netty dalam keterangannya, Selasa, 8 Desember 2020.
Lebih lanjut, politisi yang kerap mencermati isu perempuan, anak dan keluarga ini mempertanyakan bagaimana negara memberikan penjelasan kepada keluarga korban.
"Berdasarkan info, mereka masih berusia 20-an, masih terbilang muda. Tentu mengenaskan bagi keluarga mereka untuk menerima kematian dengan cara seperti itu. Sebagai seorang Ibu, saya dapat membayangkan bagaimana perasaan Ibu atau keluarga mereka. Jadi, negara harus memberikan penjelasan yang transparan dan jujur kepada keluarga almarhum," kata Netty.
Peristiwa pengadangan dan penembakan ini mengundang sorotan besar dari masyarakat dan pejabat publik. Bahkan beberapa pihak meminta agar dibentuk Tim Pencari Fakta Independen atas insiden tersebut.
"Saya meminta agar kasus ini dibuka dan diselesaikan dengan transparan. Ada banyak pertanyaan publik yang belum terjawab. Misalnya, kenapa kejadian ini berbarengan dengan matinya CCTV di sekitar lokasi? Apalagi di media sosial beredar cerita kejadian dengan versi berbeda," tuturnya.
Dia juga mengingatkan bahwa aparat kepolisian adalah pangayom masyarakat yang sudah seharusnya melindungi dan memberikan rasa aman.
- Baca juga: Munarman Sebut Senpi Laskar FPI Fitnah, Polda: Bisa Dipidana
- Baca juga: Polisi Akan Perlihatkan Rekaman CCTV Penembakan Enam Laskar FPI
"Penembakan ini justru menggambarkan aksi kesewenangan yang dapat menimbulkan kesan menakutkan bagi masyarakat. Aparat yang harusnya jadi pengayom dan dekat dengan masyarakat justru menjadi momok," ucap Netty.[]