Kronologi Penangkapan Pelaku Perdagangan Manusia di Aceh

Satuan tugas (Satgas) penanganan imigran etnis Rohingya Lhokseumawe menangkap 3 pelaku perdagangan manusia di Aceh.
Tiga pelaku yang diduga sindikat perdagangan manusia saat di introgasi oleh petugas di Makodim 0103 Aceh Utara. (Foto: Tagar/Istimewa)

Lhokseumawe - Anggota personel Markas Komando Distric Militer (Makodim) 0103 Aceh Utara yang bertugas sebagai satuan tugas (Satgas) penanganan imigran etnis Rohingya Kota Lhokseumawe berhasil menggagalkan percobaan perdagangan manusia dari camp penampungan sementara etnis Rohingya dan menangkap tiga pelaku.

Komandan Kodim, 0103 Aceh Utara, Letkol Arm Oke Kristianto, mengatakan, penangkapan terhadap 3 pelaku itu diduga hendak melakukan penculikan pengungsi Rohingya di Balai Latihan Kerja (BLK) Meunasa Mee, Kandang, Kota Lhokseumawe, untuk perdagangan manusia itu pada 5 November 2020 lalu.

"Ketiga pelaku yang berhasil kami tangkap, satu orang berjenis kelamin wanita berinisial, MF, dan dua orang lainnya laki-laki, berinisial, SS dan JM," kata Letkol Arm Oke Kristianto kepada Tagar melalui sambungan seluler, Senin, 9 November 2020, malam.

Sebelumnya, kata Kristianto, pihaknya menerima informasi dari pihak satuan inteligen, bahwa akan ada yang mengambil atau menjemput etnis Rohingya di wilayah penampungan sementara itu untuk di perjual belikan.

Mendapatkan informasi itu, kata dia, pihaknya pun langsung mengintruksikan seluruh personel yang bertugas sebagai Satgas penanganan imigran etnis Rohingya Kota Lhokseumawe untuk memperketat penjagaan di sekitar lokasi.

"Dan pada Kamis malam, 5 November 2020, sekitar pukul 19.00 WIB, salah satu petugas melihat seorang wanita dengan gerak gerik mencurigakan di sekitar lokasi penampungan," katanya.

JM ditangkap saat sedang menggantikan plat mobil.

Melihat mencurigakan, petugas pun mencoba menghampiri wanita itu untuk menanyakan apa yang sedang dilakukannya. Namun, kata Kristianto, saat petugas hendak mendekatinya, wanita itu mencoba untuk menghindari petugas dengan menunjukkan ketakutan.

"Petugas pun langsung menangkap MF, karena dianggap ada yang tidak beres dengannya," katanya.

Setelah diamankan, MF mengaku tidak sendiri. Dia bersama temannya berinisial JM, yang sedang menunggu di dalam mobil tidak jauh dari lokasi itu.

Selanjutnya, pihaknya langsung mendatangi JM yang menunggu di mobil itu. Namun, JM langsung kabur ketika melihat petugas hendak mendatanginya. Petugas pun langsung melakukan pengejaran terhadap JM, dan berhasil menangkapnya sekitar satu kilometer dari jarak lokasi BLK.

"JM ditangkap saat sedang menggantikan plat mobil," katanya.

Petugas pun kembali melakukan introgasi terhadap mereka berdua, dan mereka mengaku jika masih ada satu lagi temannya yang berinisial SS.

"Jadi MF mengaku jika SS itu suaminya. Dan saat itu katanya sedang salat," katanya.

Namun, kata Dandim, saat petugas mendatanginya, ternyata SS tidak sedang salat, tetapi dia bersembunyi di semak-semak, dan menggunakan celana pendek tidak jauh dari musala.

"Setelah ketiganya ditangkap, mereka pun kami bawa ke Makodim untuk dimintai keterangan," katanya.

Di sana, kata Dandim, mereka kembali di introgasi. Dan dari 3 orang pelaku, dua orang mengakui jika mereka merupakan non muslim, yakni SS dan JM. Dan keterangan awal yang diberikan MF ternyata bohong.

Selain itu, ketiganya mengakui jika mereka merupakan orang yang dikendalikan oleh sindikat perdagangan manusia yang saat ini sedang berada di Malaysia yang bernama Azis.

"Jadi di sini yang mempunyai peran besar adalah, MF. Sebab dia sebagai penyambung lidah dan kerap melakukan komunikasi dengan Azis melalui sambungan telepon," katanya.

Sementara dua orang lagi, SS dan JM mempunyai peran lain. JM bertugas sebagai sopir, dan SS memonitor situasi sekitar. SS dan JM, kata Dandim sudah dua kali menerima bayaran dari Azis.

"Pertama, mereka dibayar 1200 ringgit Malaysia. Dan yang kedua sebesar 2000 ringgit Malaysia," katanya.

Dandim menambahkan, ketiga pelaku yang telah ditangkap tersebut bukan warga Aceh. Mereka merupakan warga Sumatera Utara. Dan sudah berada 2 hari di Kota Lhokseumawe sebelum melakukan aksi itu.

"Saat ini, ketiganya sudah kita serahkan ke pihak Mapolres Kota Lhokseumawe, guna pemeriksaan lebih lanjut," ujarnya. [] 

Berita Terkait:

Berita terkait
Polisi Libatkan Interpol Buru Etnis Rohingya Kabur dari Aceh
Polisi melibatkan interpol dalam upaya pengejaran seorang etnis Rohingya yang kabur ke Malaysia.
Polisi Tetapkan DPO 2 Rohingya yang Kabur di Aceh
Polisi menetapkan 2 etnis Rohingya yang kabur di Aceh dalam daftar pencarian orang (DPO).
Begini Cara Etnis Rohingya Diselundup ke Aceh
Polisi mengungkap dugaan penyelundupan etnis Rohingya ke Aceh dan mengamankan 3 pelaku. Satu etnis Rohingya yang masuk ke Indonesia pada 2011 silam
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.