Mateng - Perkelahian antara dua bersaudara, As, 21 tahun, bersama Ag, 22 tahun, dengan Haerul, 48 tahun, yang berujung maut di Dusun Sidomukti, Desa Saloada, Kecamatan Tobada, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) berawal dari rasa kesal.
Menurut Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resort (Polres) Mateng, IPTU Agung Setyo Negoro, awalnya ibu kedua pelaku, SR, mendatangi korban dalam keadaan emosi.
Jadi adik pelaku diduga telah hamil, sehingga keluarganya meminta pertanggung jawaban korban.
"Tidak lama kemudian, As dan Ag juga datang dengan emosinya,"kata Agung Setyo Negoro, kepada Tagar, saat dikonfirmasi via gawainya, Selasa 8 September 2020.
Baca juga:
- Perkelahian Berujung Maut di Mamuju Tengah Sulbar
- Ini Kronologi Wartawan Tewas di Mamuju Tengah
- Wartawan di Mamuju Tengah Sulbar Tewas Penuh Tusukan
- Buaya yang Menerkam Warga Mamuju Tengah Ditangkap
Dia mengungkapkan penyebabnya terjadinya konflik antara pelaku dan korban yakni hubungan asmara antara adik pelaku dengan korban.
"Jadi adik pelaku diduga telah hamil, sehingga keluarganya meminta pertanggung jawaban korban,"katanya.
Saat itulah, kata Agung Setyo Negoro, terjadi aksi saling dorong antara pelaku dan korban karena pelaku tidak menerima perlakuan tidak senonoh yang dilakukan korban terhadap adik kandungnya.
"Ag memukul korban dan tidak lama kemudian As menikam korban dengan menggunakan badik yang mengenai bagian punggung dan kaki serta kening korban,"kata Agung Setyo Negoro.
Setelah melakukan penikaman terhadap Haerul, kata Agung, kedua pelaku meninggalkan Haerul yang sudah bersimbah darah akibat tusukan badik.
"Saat kami tiba di lokasi kejadian, kami menemukan Haerul sudah tewas bersimbah darah terkapar di lantai,"katanya. []