Kronologi Demonstrasi Berujung Maut di Kendari

Seorang Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Halu Oleo, Randi, 21 tahun, tewas tertembak saat melaksanakan aksi unjuk rasa. Ini Kronologinya
Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Halu Oleo, Randi, meninggal saat unjuk rasa di Kendari, Jumat 26 September 2019. (Foto: Polisi)

Kendari - Seorang Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Halu Oleo, Randi, 21 tahun, tewas tertembak saat melaksanakan aksi unjuk rasa bersama ribuan mahasiswa di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra).

Randi sebelumnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Korem 143/HO. Tapi, nyawanya tidak tertolong karena tertembak pada bagian dada sebelah kanan saat bentrok dengan aparat kepolisian Polda Sultra.

Danrem 143 Halu Oleo Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto membenarkan mahasiswa itu telah meninggal ketika dibawa ke rumah sakit. Dia mengatakan luka korban berada di dada sebelah kanan.

"Masuk di rumah sakit sudah dalam kondisi meninggal. Saya belum bisa memastikan (penyebab meninggal) karena harus melalui proses otopsi dulu," kata Yustinus kepada wartawan.

Peristiwa unjuk rasa berujung tewasnya salah seorang mahasiswa ini bermula, sejak pukul 08.30 Wita pagi. Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Sulawesi Tenggara berkumpul di Lapangan Eks MTQ Kota Kendari, Sultra.

Diperkirakan 7.000 mahasiswa dari berbagai kampus di Sultra telah berkumpul di lapangan MTQ. Selanjutnya sekitar pukul 11.00 Wita, ribuan mahasiswa ini bergerak ke arah kantor DPRD Provinsi Sultra. Kemudian, masing-masing koordinator lapangan melakukan orasi dengan tuntutan menolak revisi UU KPK, RUU KUHP, UU Ketenagakerjaan dan menolak kenaikan iuran BPJS.

Setelah dua jam lamanya melakukan orasi atau tepatnya sekitar pukul 13.00 Wita, tiba-tiba situasi unjuk rasa memanas. Akibatnya, ribuan mahasiswa dari berbagai kampus ini saling lempar batu dengan aparat keamanan yang melakukan pengamanan di halaman kantor DPRD Sultra.

Situasi mencekam karena insiden itu berlangsung cukup lama. Dan sekitar pukul 16.00 Wita, keributan itu sempat terhenti dan kondusif. Tapi, setelah satu jam kondusif mahasiswa yang terus melakukan orasi, ini tiba-tiba kembali bentrok.

Bentrokan ini pun tak kunjung terbendung dan akibatnya korban berjatuhan. Randi sendiri ditemukan tertembak dan meninggal dunia. Sementara yang luka-luka dan kritis, adalah Muhammad Yusuf Fardawi, mahasiswa Fakultas Teknik Sipil UHO. Mahasiswa semester 3 ini mengalami kepala bocor dan dirujuk ke Rumah Sakit Bahtera Mas. Sedangkan Irsan, 22 tahun, mahasiswa Fakultas Teknik Mesin UHO pingsan karena sesak nafas akibat gas air mata.

Dari pihak kepolisian, Kasat Intelkam Polres Kendari, IPTU Nursaji juga mengalami luka pada bagian pelipis mata bagian kira dan mengalami kunang-kunang. Dirinya terkena pukulan dari pengunjuk rasa.

Untuk kerugian materil dari unjuk rasa berujung bentrokan tersebut yakni Pos Lantas Polres Kendari yang terletak di perempatan MTQ Kota Kendari dibakar oleh massa. Selain itu tujuh unit motor Staf DPRD Provinsi Sultra hangus terbakar dan Kantor DPRD Provinsi Sultra mengalami kerusakan pada bagian kaca akibat terkena lemparan baru. []

Baca juga:

Berita terkait
Kronologi Mahasiswa Tewas Saat Demo di Kendari
Unjuk rasa ribuan mahasiswa se- Kota Kendari di DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berujung ricuh, mengakibatkan satu orang tewas.
Pencuri Rp 1,6 M Uang Pemprov Sumut Ditembak Polisi
Polisi sudah menangkap empat orang tersangka pencurian uang milik Pemprov Sumur senilai Rp 1,6 miliar.
Polisi Bantah Bertambahnya Mahasiswa Tewas di Kendari
Polisi b=membantah informasi yang menyebutkan jumlah mahasiswa tewas dalam aksi unjuk rasa di Kendari, bertambah menjadi dua.
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Kamis 23 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Kamis, 23 Juni 2022, untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.028.000. Simak ulasannya berikut ini.