Polisi Bantah Bertambahnya Mahasiswa Tewas di Kendari

Polisi b=membantah informasi yang menyebutkan jumlah mahasiswa tewas dalam aksi unjuk rasa di Kendari, bertambah menjadi dua.
Bentrokan antara mahasiswa dan polisi terjadi pada aksi demonstrasi menolak pengesahan sejumlah RUU kontroversial, di depan Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 24 September 2019. (Foto: Tagar/ Gemilang Isromi)

Jakarta - Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara (Sultra), AKBP Harry Golden Hart mengatakan korban tewas dalam kerusuhan antara mahasiswa dengan aparat keamanan di Kendari hanya berjumlah satu orang. Kabar bertambahnya jumlah korban meninggal dunia menjadi dua orang dipastikan tidak benar alias hoaks.

"Informasi itu tidak benar," Jadi saya sampaikan bahwa data mahasiswa yang dinyatakan berpulang, masih satu orang, atas nama almarhum R," kata Harry saat dihubungi Tagar, Kamis malam, 26 September 2019.

"Mahasiswa (Fakultas) Teknik, Universitas Halu Oleo, berusia 21 tahun, berasal dari Muna," ujar dia.

Menanggapi kabar di dunia maya yang menyebut jumlah mahasiswa tewas dalam aksi unjuk rasa di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tenggara (Sultra) bertambah menjadi dua, Harry memastikan berita tersebut hoaks.

"Dipastikan hoaks, karena setiap detik, setiap menit saya update dari rumah sakit," kata dia menegaskan.

Harry mengatakan, pihaknya menyesalkan jatuhnya korban jiwa dalam aksi demonstrasi penolakan terhadap sejumlah RUU kontroversial di depan gedung DPRD Sultra. Ia menjelaskan, lokasi mahasiswa yang terluka berada di jarak yang cukup jauh dari tempat kepolisian melakukan pengamanan

"Kita menyesalkan adanya korban, tapi perlu saya sampaikan bahwa lokasi TKP (tempat kejadian perkara) korban diduga terluka, itu berjarak satu kilometer dari lokasi kami mengamankan," katanya.

"Dia (korban) berada di kerumunan mereka. Kerumunan mahasiswa," ujar dia.

Terkait dugaan tewasnya mahasiswa disebabkan oleh peluru aparat, Harry mengatakan pihaknya telah melakukan pengamanan sesuai dengan standar operasi yang berlaku.

Baca juga: Diduga Tertembak, Satu Mahasiswa di Kendari Tewas

Ia juga memastikan aparat kepolisian tidak dibekali peluru jenis apapun, termasuk peluru tajam, karet maupun hampa.

"Polisi tidak ada dibekali peluru tajam, peluru hampa atau pun peluru karet. Saat kita melakukan pengamanan sudah sesuai SOP, dan anggota hanya dibekali tameng, tongkat polisi, kemudian gas air mata, water canon dan mobil pengurai massa,"

"Saya bisa pastikan karena sebelum berangkat melakukan pengamanan, anggota telah kita apel kan di Polda," ujar dia. []

Berita terkait
Polisi Minta Video Ambulans Bawa Batu Tidak Diviralkan
Polda Metro Jaya mengakui ada kesalahan terkait dengan viral ambulans milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PMI yang dicurigai angkut batu.
Polisi Hapus Kicauan Ambulans DKI Bawa Batu dan Bensin
Kicauan polisi menduga ambulans DKI membawa batu dan bensin ketika kerusuhan massa terjadi di Gedung DPR pada Rabu 25 September 201 dihapus.
Bersepatu Masuk Masjid, Polisi Minta Maaf
Polrestabes Makassar mendatangi masjid yang anggotanya masuk masjid tanpa membuka alas kaki saat mengejar mahasiswa yang lari ke dalam masjid.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)