Takalar - Krisdayanti, 24, warga Dusun Kaballokang, Desa Bontolanrang, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar menjadi korban kerusuhan di Wamena, Papua, Senin 23 September 2019 lalu.
Jenazah Krisdayanti yang tiba di rumah duka bersama suami tercinta pada Kamis 26 September 2019 disambut histeris sanak keluarga.
Dalam peristiwa kerusuhan tersebut, Syaiful Arifin suami korban dan anak laki-laki semata wayangnya Khairu Asam yang baru berusia 2 tahun bisa selamat.
Saat kejadian itu, saya gendong anak saya. Dia saya bawa ke Polres baru kembali saya cari istri, tetapi dia sudah tidak ada
Tampak Syaiful terduduk menatap penuh duka mendalam peti jenazah istrinya. Tak lama kemudian jenazah Kridayanti dimakamkan. Kepada Tagar, Syaiful menceritakan kronologis kejadian yang menewaskan istri tercintanya.
Saat itu kejadian begitu cepat. Syaiful sambil menggendong anaknya bersama Risda sapaan akrab sang istri mencoba menyelamatkan diri dari kejaran massa yang menggunakan senjata tajam.
Saat proses penyelamatan itu, Syaiful terpisah dengan istrinya. Usai menyelamatkan anaknya, Syaiful kembali mencari Risda namun tak ditemukan.
"Saat kejadian itu, saya gendong anak saya. Dia saya bawa ke Polres baru kembali saya cari istri, tetapi dia sudah tidak ada," ucap Syaiful sambil meneteskan air mata.
Sejak dua hari kehilangan istri, Saiful akhirnya menemukan istrinya sudah tidak beryawa dalam kondisi mengenaskan. Dia mengalami luka sabet di kepala. Parahnya lagi, jenazah Risda ditemukan di dalam selokan.
"Dua hari kemudian istri saya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dengan luka sabetan di kepalanya di dalam selokan," tutur Syaiful.
Syaiful menggambarkan, jika suasana saat itu sangat mencekam. Seluruh kios di daerahnya ditutup. Begitu pula dengan kios miliknya. Menurutnya sejauh mata memandang, semua warga khususnya pendatang berhamburan mencari perlindungan.
"Saya berharap agar pemerintah, TNI, dan Polri mengusut tuntas hal ini, apa sebenarnya yang terjadi dan siapa dalang dari kerusuhan ini," katanya.
Sementara itu, Minasa ibu Risda tak bisa membendung air matanya saat mengenang dirinya masih menikmati lebaran bersama anaknya. Bahkan Minasa sempat mengunjungi Risda di Wamena. Dia ikut membantu Risda yang mengurus kios bersama suaminya.
"Di bulan puasa kemarin, kami bisa puasa bersama. Saya tidak menyangka itu menjadi Ramadan terakhir bersama anak saya. Padahal perasaan saya selama ini selalu tenang-tenang saja. Ternyata pulang tinggal jenazah," ucap Minasa. []
Baca juga:
- Korban Jiwa Rusuh Wamena Bertambah Menjadi 29 Orang
- Kronologi Jenazah dari Wamena ke Pesisir Selatan
- 8 Jenazah Korban Wamena Diterbangkan ke Pesisir Selatan